BeritaPeristiwaPertanianRegional

Petani Kudus di Dorong Perbanyak Pupuk Organik

BIMATA.ID, Kudus – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), mengajak para petani di Kudus untuk mulai menggunakan pupuk organik, menyusul alokasi pupuk bersubsidi yang semakin terbatas setiap tahunnya.

“Selain faktor subsidi yang aplikasinya semakin berkurang, dengan penggunaan pupuk organik juga bisa menjaga tingkat kesuburan tanah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetyo di Kudus, Senin (13/11/2023).

Menurutnya, setiap kesempatan bertemu petani diminta untuk mencoba menggunakan pupuk organik, dengan tahap awal dicoba dengan persentase rendah dan selebihnya masih menggunakan pupuk kimia.

Baca juga: Pengamat: Prabowo – Gibran Punya Modal Kuat Perbesar Kemenangan di Pilpres 2024

Selain itu, Ia juga mengingatkan bahwa penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, dan berlangsung lama, dapat mengakibatkan tingkat kesuburan tanah sawah semakin berkurang, serta berdampak pada penurunan produktivitas tanaman padinya.

Sambungnya, petani yang menggunakan pupuk organik, justru hasilnya bisa meningkat dari sebelumnya hanya 6,5 ton gabah per hektar nya ketika menggunakan pupuk kimia, namun setelah dicoba dengan pupuk organik bisa meningkat antara 7-8 ton per hektarnya.

Diketahui, beberapa petani, sudah mulai tertarik menggunakan pupuk organik, meskipun belum 100 persen.

Lihat juga: KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Sah jadi Peserta Pilpres, TKN: Mari Fokus ke Depan

Di antaranya, petani di Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo, Kudus dengan pupuk organik cair buatan kelompok tani. Sedangkan petani yang sudah 100 persen menggunakan pupuk organik ada di Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kudus.

Untuk diketahui, alokasi pupuk bersubsidi untuk setiap hektare lahan, yakni 80 persen dari 2,5 kuintal pupuk urea yang dibutuhkan petani untuk pemupukan dengan luas 1 hektar, sedangkan pupuk NPK subsidinya 30 persen dari kebutuhan setiap hektarnya 2 kuintal.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close