BIMATA.ID, Jakarta- Belum lama ini Pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax hingga 30 persen. Pemerintah juga berencana menaikkan tarif daya listrik untuk konsumen nonsubsidi untuk menghadapi kenaikan harga minyak dunia.
merespon hal tersebut, Pengamat ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Akhmad Akbar Susamto, meminta pemerintah tidak menaikkan harga Pertalite, Solar, dan tarif listrik. Hal itu untuk menjaga kelangsungan ekonomi masyarakat bisa bertahan di tengah pandemi covid-19.
”Pemerintah harus menjaga agar harga Pertalite, Solar, dan tarif dasar listrik tidak naik. Kenaikan harga Pertalite, Solar, dan TDL tersebut akan berdampak besar bagi masyarakat secara langsung dan tidak langsung melalui inflasi,” kata Akbar, Rabu, 20 April 2022.
Akbar menyebut tidak menutup kemungkinan bakal menuai protes keras dari masyarakat bila pemerintah tetap menaikkan harga-harga itu.
“Di luar itu, juga ada risiko sosial berupa ketidakpuasan masyarakat, protes, demonstrasi, dan sebagainya jika harga Pertalite, Solar, dan TDL benar-benar dinaikkan,” papar dia.
Akbar menilai, kenaikan harga minyak goreng dan Pertamax membuat pemerintah mau tidak mau menanggung subsidi lebih besar. Beban subsidi tambahan ini masih bisa diterima dibandingkan dengan dampak negatif kenaikan harga.
“Dan lagi, pemerintah sebenarnya juga sedang menikmati windfall penerimaan tambahan dari kenaikan harga-harga komoditas,” tutur dia.
(ZBP)