Bimata

La Nyalla Minta Pemerintah Siapkan Langkah Konkret Antisipasi Penyebaran Omicron

BIMATA.ID, Jakarta – Peningkatan kasus aktif Covid-19 varian Omicron di beberapa kota, perlu tindakan konkret dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) agar tidak semakin menyebar luas. Sebab, akan berdampak lagi pada sektor ekonomi yang kini perlahan mulai bangkit.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengemukakan, Pemerintah RI harus segera menyiapkan strategi dan langkah konkret untuk mengendalikan penyebaran wabah.

“Saya kira, angka kenaikan kasus Covid-19 khususnya Omicron belakangan ini mulai signifikan. Tentunya, harus segera diambil langkah serius dan konkret untuk menghambat penyebarannya,” ucapnya, Jumat (04/02/2022).

Strategi cepat tersebut, lanjut La Nyalla, sangat perlu agar jumlah kasus tidak terus meningkat dan pada akhirnya bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi.

“Ekonomi yang sempat terpuruk sudah mulai bergerak kembali. Jangan sampai momentum pergerakan tersebut menjadi terhambat lagi,” tandas senator asal Provinsi Jawa Timur (Jatim) ini.

Oleh karena itu, mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini kembali mendesak Pemerintah RI, agar segera mengambil kebijakan terkait penyebaran Omicron yang tidak lama lagi diprediksi semakin tinggi.

“Dampaknya pun tidak hanya di sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga berimbas ke sektor lain seperti pendidikan dan juga industri,” pungkas La Nyalla.

Berdasarkan data dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di Indonesia sudah ditemukan varian Omicron sebanyak 2.507 kasus. Sebaran tertinggi masih dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta.

Di mana jumlah kasus aktif di Jakarta per tanggal 2 Februari 2022 sudah mencapai 2.054 kasus. Banten menyusul, yakni di angka 258 kasus. Meski begitu para pakar meyakini Omicron sudah mendominasi di Indonesia, menggantikan Covid-19 varian Delta setidaknya di Pulau Jawa-Bali.

“Jumlah kasus biasanya fenomena gunung es, banyak kasus yang tidak dilaporkan seperti jika terjadi klaster keluarga. Ini yang harus diwaspadai, agar tidak terjadi ledakan seperti periode Juni-Juli 2021 lalu,” ungkapnya.

[MBN]

Exit mobile version