BIMATA.ID, Jakarta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membuka peluang menduetkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, Muhaimin Iskandar (Gus Ami) dengan Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar), Airlangga Hartarto.
Sebab, mayoritas kader menginginkan Gus Ami maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 meski belum ada keputusan resmi melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKB.
“Ya pasti jadi pertimbangan,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB, Syaiful Huda, Jumat, (01/10/2021).
Gus Ami dan Airlangga sebelumnya jalan pagi bersama di Kawasan SCBD, Jakarta, Sabtu, 25 September 2021. Pertemuan keduanya diakui merupakan bagian dari komunikasi politik jelang Pilpres 2024.
Syaiful mengakui, ada komunikasi mengarah pembahasan terkait koalisi antara Partai Golkar dan PKB. Tenggat waktu tiga tahun jelang Pilpres akan dimanfaatkan kedua partai untuk meningkatkan elektabilitas.
“Masih ada waktu kok, untuk running untuk sama-sama meningkatkan elektabilitas,” jelas Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ini.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Jawa Barat (Jabar) VII ini menyampaikan, PKB menghargai keputusan Partai Golkar memutuskan Airlangga sebagai calon presiden (Capres).
Oleh karenanya, PKB merasa masih terlalu dini membahas formasi Capres-Cawapres dengan Partai Golkar.
“Kita saling menghargai prinsipnya. Pak Airlangga hari ini diusung oleh Golkar, karena kader terbaik di Golkar hari ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin menuturkan, silaturahmi jelang Pilpres sudah biasa untuk mempererat komunikasi demi persiapan 2024. Komunikasi dan pendekatannya mesti dibangun jauh hari.
“Soal apakah nantinya antara Golkar dan PKB berkoalisi atau tidak itu soal lain. Yang penting saling mendekati satu sama lain, saling mencari kecocokan, agar komunikasi ke depannya enak dan mudah,” tuturnya, Sabtu (25/09/2021).
Ujang menyebut, jika koalisi antara Gus Ami dan Airlangga bisa saja menjadi kuda hitam dan menang dalam Pilpres 2024. Namun kuncinya, Ketua Umum kedua partai ini memiliki elektabilitas yang tinggi.
[MBN]