BeritaHeadlineKesehatanPolitik

Ma’ruf Amin Tegaskan Covid-19 Bukan Konspirasi

BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Ma’ruf Amin menegaskan, Covid-19 bukan konspirasi. Dia mengajak para ulama untuk menjaga umat dari berita-berita bohong.

Ma’ruf menilai, pada era post truth sekarang ini, banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara informasi benar dan bohong.

“Termasuk informasi bahwasanya Covid-19 adalah konspirasi, padahal ini nyata. Oleh karena itu, saya menamakan era ini (sebagai) istibah yang artinya terserupakan. Sehingga, orang bisa keliru, bisa salah menerima kalau tidak teliti, tidak tabayun,” katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (13/07/2021).

Wapres RI meminta, agar para ulama bersama-sama pemerintah dan masyarakat berjuang menanggulangi pandemi Covid-19. Sebab, bahayanya benar-benar nyata dan mengancam nyawa.

Ma’ruf menyampaikan, dalam sepekan terakhir, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan, mencapai rekor tertinggi selama pandemi berlangsung.

“Pertama atas nama pemerintah, kedua atas nama sahabat daripada para ulama, saya ingin mengajak sahabat-sahabat saya semua, untuk bersama-sama pemerintah menanggulangi bahaya Covid-19 yang demikian besar dan dahsyatnya,” imbuhnya.

Hal itu pun pernah disampaikan Ma’ruf dalam pertemuan virtualnya dengan para ulama dan tokoh agama Islam, pada Senin, 12 Juli 2021. Dia mengajak para ulama agar melihat secara murni terhadap begitu banyaknya korban yang berjatuhan akibat terpapar Covid-19.

Wapres RI menyebutkan, tenaga kesehatan yang wafat karena Covid-19 per 6 Juli 2021 telah mencapai 1.000 lebih. Dokter sebanyak 405 orang, perawat sejumlah 399 orang, 166 bidan, 43 dokter gigi, 32 ahli tenaga laboratorium, 9 apoteker, dan 6 petugas rekam radiologi.

Selain itu, lebih dari 541 ulama meninggal karena Covid-19, yang terdiri dari 451 laki-laki dan 90 perempuan.

“Untuk jadi dokter itu tidak mudah, bukan satu atau dua tahun. Tapi, sekarang banyak jadi korban. Ini juga kehilangan besar. Mencetak ulama itu tidak gampang, tidak mudah juga,” terangnya.

Ma’ruf juga menyesalkan, saat ini masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan (prokes), sehingga menjadi salah satu pemicu naiknya kasus Covid-19. Satgas Covid-19 mencatat, di antara yang menyebabkan tingginya kasus Covid-19 antara lain kurang patuhnya masyarakat melaksanakan prokes.

Kemudian, banyak juga masyarakat yang belum mau mengikuti tes dan vaksinasi, serta mengetahui telah positif Covid-19, tetapi enggan melakukan isolasi mandiri.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close