Politik

Mengharukan Catatan Putri Raden Agus Choliq Dalam Pilkada Sleman

DWS - ACH

BIMATA.ID, SLEMAN — Sosoknya sebagai wanita yang lembut dengan usianya yang masih sangat muda ternyata putri calon wakil bupati Kabupaten Sleman Raden Agus Choliq (ACH), Nayla Asna Fikri Fatchia ternyata tidak tinggal diam dalam upaya ayahnya berkontribusi membangun Sleman

Melalui postingan di Instagram miliknya Nayla Fatchia dirinya mengutarakan bagaimana dia harus hadir dalam perjuangan ayahnya untuk mengabdi di Kabupaten Sleman melalui Pilkada 2020 ini.

“Kurang lebih 2 bulan pertarungan dimulai, walau aku tau bahwa perjuangannya sudah dimulai beberapa bulan sebelumnya. Aku tau seberapa keras Ayah merjuangin semuanya. Bagaimana Ayah bisa melaksanakan dawuh para kyai. Keputusan besar yg akhirnya terjadi. Semua benar-benar dipertaruhkan. Mulai dari harta, waktu, pikiran juga kesehatan. Semua dilakukan demi kebaikan Sleman supaya “Ora Ngene-Ngene Wae”,” Tulis wanita berparas cantik ini

Selanjutnya dia mengakui bahwa dirinya pun banyak bertemu dengan orang yang lebih memilih mengadu dan berkeluh kesah kepada bapaknya Raden Agus Choliq tentang kehidupan di Sleman dibandingkan kepada pemerintah.

“Aku saksi bagaimana melihat orang-orang dengan keluh kesahnya di tiap daerah. Ternyata masih banyak daerah yang memang belum diperhatikan. Sleman itu Jembar, potensi nya juga banyak bangett. Tapi pemanfaatannya masih kurang maksimal.,” sambungnya

“Ikut mendengarkan diskusi juga membuatku berpikir lagi, apakah ini bakal terus-terus seperti ini jika dipimpin oleh orang dalam lingkup yang sama terus-menerus,”gugatnya mengharapkan perubahan di Bumi berslogan Sembada ini.

Selain ini dia pun memuji sosok calon Bupati danang Wicaksana Sulistya (DWS) sebagai sosok yang bijaksana, paham akan perlunya mendorong generasi milenial untuk terlibat dalam pembangunan Sleman kedepan sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan masa kini.

“Aku juga sedikit berbincang dengan Pak Danang . Beliau ternyata sosok yang baik, bijaksana dan ramah. Beliau bahkan masih nyambung dengan candaan dan obrolan yang terkait hal2–hal milenial. Kebetulan dia juga termasuk penggemar sepak bola di Sleman,”  paparnya

-posisi-

“Ada disaat aku harus berbuat sesuatu tapi rasanya takut. Takut harus berdebat dengan orang -orang yang kurang suka dengan apa yang aku kerjakan. Takut salah dalam bergerak. Takut buat orang gak nyaman. Takut yang aku perjuangin tidak maksimal. Dan takut bahwa nanti semua nya kembali justru ke aku,” sambungnya

“Tapi Diam saja hanya memperburuk diri sendiri. Bagaimana bisa mereka berjuang sedang aku dirumah saja. Bagaimana bisa aku takut sedang yang diluar dipaksa berani. Kembali ke akhir tahun 2019, ketika Ayah meminta izin keluarga. Dia bertanya apakah siap mental, oh ini maksudnya,” tutupnya

Usman

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close