Bimata

Advokasi Rakyat Untuk Nusantara Menyoal Terhentinya Rehab RS Jiwa Kendari

BIMATA.ID. Kendari — Polemik terhentinya pembangunan rehabilitasi rumah sakit jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kini memasuki babak baru, setelah sebelumnya dikabarkan sisa anggaran tersisa 31 juta dari total anggaran 14 miliar, kini tersiar kabar bahwa anggaranya telah dipangkas habis alias nol (0). 

Hal ini mendapat perhatian khusus dari Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) Ardan ikut menyikapi polemik rehabilitasi rumah sakit (Rs) Jiwa di Kendari lantaran anggaran yang seharusnya digunakan untuk pembangunan tersebut kini ludes.

Dalam keterangan tertulisnya kepada BIMATA.ID dirinya menyatakan bahwa beberapa hari belakangan ini publik di Kota Kendari pada khususnya dan Sulawesi Tenggara dibuat heboh dengan informasi tentang terhentinya pembangunan rumah sakit jiwa yang dipangkas habis anggarannya. 

“Mestinya Rehabilitasi Rumah sakit jiwa ini masuk dalam kategori urgen karena melihat dari pernyataan bapak Gubernur”,Kata Ardan Sabtu 25 Juli 2020

Dirinya Mengingatkan bahwa Gubernur Ali Mazi  pada rapat  koordinasi pengendalian pembangunan semester I di hotel claro pada tahun yang lalu telah menyatakan bahwa urgensi pembangunan rumah sakit jiwa sangat penting, terlebih rumah sakit jiwa Provinsi Sultra.

Apalagi kata dia RS Jiwa tersebut sudah naik akreditasi dari bintang tiga ke bintang empat, beliau melanjutkan pembangunan gedung rumah sakit jiwa ini adalah representatif untuk menunjang penyembuhan warga yang mengalami gangguan jiwa. 

“Jangan sampai masuk rumah sakit jiwa tambah gila, orang masuk rumah sakit jiwa itu untuk sembuh, bahkan sebelum menutup pernyataan orang nomor satu di Sulawesi Tenggara ini Berharap ketika pembangunan rumah sakit jiwa ini telah rampung selesai, semoga bisa segera mendapatkan kenaikan akreditasi bintang lima,”ungkap Ardan mengingatkan pernyataan Gubernur.

Lanjut Ardan, mestinya pembangunan rumah sakit jiwa Provinsi Sultra masuk kategori prioritas untuk segera dilakukan rehabilitasi pembangunan, tapi kalau melihat sisa anggaran pembangunan yang sudah dipangkas habis. “ lalu kira-kira apa yang akan dibangun jika anggarannya sudah habis dipotong,”sambungnya.

Pada kesempatan yang lain jelas Ardan, beberapa awak media telah mencoba untuk mengkonfirmasi terkait anggaran yang dipotong habis akibat covid-19 ini ke instansi terkait BPKAD, namun bukan jawaban yang didapat melainkan para awak media disarankan untuk tidak mempertanyakan terkait pemotongan anggaran ini. 

Sementara itu di tempat terpisah salah satu pemenang tender proyek rehabilitasi rumah sakit jiwa melalui Direksinya PT.RGS Araaf, mengatakan bahwa tidak benar bahwa tender tersebut belum mempunyai pemenang.

“Lalu bagaimana mungkin kami mendapatkan sppbj ini sembari memperlihatkan surat penunjukan penyedia barang dan jasa yang ditandatangani langsung oleh direktur rumah sakit jiwa Abdul Razak,Hanya alasan yang belum pasti kami terima bahwa proyek tersebut kena Rasionalisasi refocusing, dananya dialihkan untuk dana covid-19, namun anehnya proyek-proyek yang lainnya lancar tanpa kendala,  akibatnya kami harus menanggung biaya tambahan kepada para pekerja tukang kami yang sudah kami siapkan untuk bekerja pada pekerjaan ini,”jelasnya

Exit mobile version