BeritaBisnisEkonomiEnergiNasional

Pertamina Ikut Wujudkan Program BBM Satu harga

BIMATA.ID, JAKARTA- Melalui Program BBM Satu Harga, PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, dinilai berhasil mewujudkan sebuah program pemerataan energi yang nyata untuk memberikan energi yang sama, sesuai dengan sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Program BBM Satu Harga telah berhasil mewujudkan keadilan sosial yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mendapatkan kemudahan dalam mengakses energi untuk kehidupan masyarakat sehari-harinya.

Semangat untuk menyalurkan energi agar masyarakat Indonesia dapat merasakan energi terus diupayakan untuk memenuhi BBM Satu Harga bagi masyarakat Indonesia.

Seperti halnya di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Timur, melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus, Pertamina telah menuntaskan 30 titik BBM 1 Harga yang menjadi targetnya di tahun 2019 silam. Namun, semua tidak berhenti sampai disini, dimana akan ada 20 titik tambahan lagi yang akan direalisasikan pada tahun 2020 ini.

Sulit, namun tak ada yang tak mungkin dilakukan. Pepatah yang cocok untuk menggambarkan bagaimana Pertamina menjalankan Program BBM Satu Harga demi menggapai keadilan yang sama untuk anak-anak dari Tanah Air tercinta ini. Membelah tingginya ombak pasang dan jalan tanah yang tidak beraspal menjadi tantangan bagi awak mobil tanki dan awak kapal yang bertugas untuk menyalurkan energi kepada masyarakat di pelosok bumi pertiwi.

Sabu Raijua misalnya, pulau kedua paling selatan di Indonesia, 245 Km dari Kota Kupang sebagai ibukota Provinsi NTT. Pulau yang terkenal dengan Kelaba Madja yang mirip dengan Grand Canyon di Amerika Serikat ini tadinya kesulitan memiliki akses untuk mendapatkan energi pada tahun 2018 silam.

“Harga bensin kisaran Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per-liter. Kami dijatah 1,5 liter seukuran botol air mineral. Sudah mahal, susah juga didapatnya kita tempuh dulu perjalanan bisa 5 – 6 km,” ujar Octovianus Alexander, salah satu petani bawang dari daerah Sabu Raijua, Kamis (25/6/2020).

Karena terpaksa, Alex dan petani lainnya patungan membeli BBM dengan harga mahal ke pengecer, agar sedikit bisa membantu menggerakkan traktor kesayangannya untuk bercocok tanam. Upaya mendapatkan BBM pun tak semulus yang dibayangkan. Ketersediannya terbatas. Rata-rata hanya 8 drum. Bahkan pada saat musim tanam dengan kebutuhan BBM yang sangat besar, tidak bisa mencukupi permintaan petani.

“Tapi itu dulu. Karena sejak akhir Agustus 2018 lalu, BBM satu harga sudah masuk di wilayah kami. Harga Bensin sudah sama dengan di Jawa, Rp 6.450 per liter. Jadi saya bisa gunakan traktor semaksimal mungkin. Pasokannya BBMnya juga lancar,” jelasnya.

Ada cerita dibalik senyuman Alex dan petani lainnya di Sabu Raijua. Yakni cerita dari awak kapal yang harus menerjang 30 jam paling cepat atau bahkan sampai 3 hari berlayar menerjang tingginya ombak dari Pelabuhan Tenau untuk mencapai Pelabuhan Sabu demi menyalurkan energi kepada masyarakat.

“ Ini adalah semangat tulus tidak berhenti untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memberikan kesejahteraan serta memajukan perokonomian di daerah yang sulit diakses”, ujar Rustam Aji, Unit Manager Communication & CSR MOR V Jatimbalinus.

Cerita dari Alex merupakan satu dari sekian banyak cerita dari para penduduk yang berada di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal di Indonesia.

Satu dari sekian banyak cerita yang tentunya memberikan semangat yang baru bagi Pertamina untuk terus wujudkan pemerataan energi ke seluruh penjuru negeri. “Pada akhirnya, tugas ini merupakan totalitas tanpa batas dan bentuk semangat dari Pertamina untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia,” tutup Rustam.

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close