BeritaEkonomiNasionalPropertiRegional

Sektor Properti Terdampak Corona dan Ramadan, Pakar: Pasar Akan Lebih Memihak Ke Pembeli

BIMATA.ID, JAKARTA- Country Manager Rumah.com Marine Novita menyebut pasar properti di tahun 2020 akan menjadi buyers’ market atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti.

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut menurut Marine memiliki akurasi yang cukup tinggi terkait dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia.

“Karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya,” kata Marine.

Dikatakan lebih lanjut, selama tiga tahun terakhir dan juga tahun ini, momentum Ramadan dan Lebaran yang berlangsung pada kuartal kedua tiap tahunnya memperlihatkan tren penyesuaian harga yang cenderung seragam.

“Data RIPMI menunjukkan bahwa harga properti pada kuartal kedua 2017 hingga 2019, indeks menunjukkan bahwa harga properti terus mengalami kenaikan, yaitu sebesar 1,07 persen pada Q2 2017, pada Q2 2018 sebesar 1,14 persen dan pada Q2 2019 sebesar 2.17 persen,” ungkapnya.

Secara historikal, sebut Marine setiap bulan Ramadan dari tahun ke tahun penjualan properti juga relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Pola ini menurutnya terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Lebaran, dan akan polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru.

“Apalagi seperti saat ini sedang berlangsung pandemi Corona maka penjualan properti akan semakin turun dibandingkan periode Ramadan sebelumnya,” imbuhnya.

Tren pasar properti yang siklikal ini, menurut Marine, bisa dimanfaatkan para pencari properti untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik.

Pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli. Sehingga daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi.

Pengembang biasanya menawarkan banyak promo, bonus, serta kemudahan-kemudahan lainnya oleh karena itu pembeli disarankan untuk bernegosiasi dengan penjual untuk bisa mendapatkan harga yang kompetitif.

Pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadan.

Fenomena dan tren meningkatnya inflasi di bulan Ramadan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun.

Periode Ramadan akan menaikkan ekspektasi inflasi secara tradisional karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat, karena adanya pola konsumsi yang berbeda di periode ini hingga satu minggu setelah Lebaran.

“Namun, hal ini tidak terlalu berdampak pada kelas menengah atas. Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda. Taktik pengendalian inflasi yang bisa dilakukan pemerintah adalah pada harga makanan, bila mampu dikendalikan, inflasi bisa dijaga di angka yang relatif stabil. Keberadaan pasar non-tradisional juga secara alamiah dapat mengendalikan harga,” jelas Marine.

Adapun terkait membaiknya industri properti di tanah air, menurut Marine bisa terwujud dengan harapan, pandemi Corona segera selesai sehingga perekonomian dapat segera bangkit kembali.

Beberapa prediksi memperkirakan ekonomi mulai bergairah lagi di akhir tahun. Apalagi ditambah data terakhir menunjukkan pelemahan indeks sehingga bisa dimanfaatkan bagi yang ingin berinvestasi di bidang properti.

Menurut Marine lagi, di tengah pandemi Corona seperti sekarang ini, apalagi dengan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Jabodetabek sehingga mengurangi pergerakan mobilitas masyarakat dan pertemuan tatap muka, para pelaku industri properti tetap bisa aktif menjalankan bisnis propertinya, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih.

Jika kondisi normal para pencari properti bisa langsung menuju target hunian yang menjadi incaran, kini mereka bisa memanfaatkan portal properti untuk mendapatkan informasi dasar dalam pencarian properti.

Ketika diminta memilih media apa saja yang digunakan untuk mencari properti, sebanyak 77% responden mencantumkan portal properti sebagai salah satu media yang digunakan.

Dilihat dari rentang usianya, pengguna portal properti paling banyak adalah kaum muda berusia 22-38 tahun, jumlahnya sebesar 79%. Sementara itu, informasi yang paling dicari adalah informasi seputar harga (91%), lokasi (80%), dan legalitas atau dokumen (75%).

“Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1004 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2019. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air,” jelas Marine.

Sedangkan untuk komunikasi antara calon pembeli dengan agen properti maupun developer, sebut Marine bisa menggunakan teknologi video call atau video conference jika banyak pihak yang akan mengikutinya.

Sementara jika ingin melihat properti yang ditawarkan, kini sudah tersedia teknologi virtual reality.

Teknologi ini mulai banyak dimanfaatkan oleh pengembang dan agen properti untuk menawarkan rumah maupun apartemen.

“Rumah.com sebagai bagian dari PropertyGuru Group yang berbasis di Singapura merupakan portal properti pertama yang mengadopsi teknologi Virtual Reality di Indonesia,” pungkas Marine.

Sumber :industry.co.id

Editor :ZBP

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close