BIMATA.ID, JAKARTA — Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Heri Gunawan menilai menteri yang mendapat predikat terbaik dunia tidak kompeten.
Betapa tidak dalam konferensi Pers Menteri Keuangan sore tadi mengagetkan seluruh publik di Republik Indonesia. dimana defisit Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) semakin membengkak.
“Awalnya di APBN 2020, defisit hanya dipatok Rp 307,2 triliun atau 1,76 persen dari PDB. Namun dalam Perpres 54 tahun 2020, dengan alasan Pandemi Covid-19, dinaikkan menjadi Rp 852,9 triliun atau 5,07 persen dari PDB,” Kata Hergun sapaan akrab Politisi asal Sukabumi ini
Padahal bisa dikatakan Perpres 54/2020 baru kemarin sore dikeluarkan. Bahkan baru saja dibahas di DPR.Sebagai wakil rakyat, Komisi XI DPR awalnya dapat memakluminya karena demi mendukung pemerintah dalam mengatasi dampak Covid-19.
“Namun tiba-tiba, sore tadi, Sri Mulyani merubahnya lagi. Kali ini defisit membengkak hingga Rp. 1.028,5 triliun atau 6,27 persen dari PDB.Angka defisit cepat sekali berubahnya. Patut dicurigai apa yang mendasari peningkatan defisit tersebut. Angkanya pun fantastis,”terangnya
Perlu diingat, kasus BLBI dan Bail-out Bank Century angkanya juga cepat berubah-ubah. jangan sampai skenario ini membuka celah terulangnya kedua megaskandal tersebut. Sebab, di sisi lain, BI juga sudah disiapkan sebagai calon pembeli SBN pemerintah.
“Dalam hal ini, pemerintah perlu diingatkan. Pembobolan paling mudah dilakukan saat terjadinya krisis. Masih hangat di pikiran kita saat krisis 1997/1998 yang melahirkan mega skandal BLBI. Krisis 2008 melahirkan Skandal Bank Century. Modusnya sama. Mengubah-ubah angka,”Warning Heri Gunawan
“Kalau perubahan angka-angka dilakukan oleh toko kelontong kami memakluminya. Tetapi ini level negara lho. Betapa mudahnya mengubah angka-angka ini,” sambungnya lagi
Kondisi ini juga bisa mengindikasikan 2 hal. Pertama, Sri Mulyani makin tidak kompeten sebagai Menteri Keuangan. Kedua, ada kekuatan besar yang ingin mengeruk keuntungan dari keuangan negara di tengah dilanda kekacauan ini. “Tentu ini harus diwaspadai,”cetusnya
Jangan sampai Pandemi Covid-19 hanya dijadikan kuda troya untuk mewujudkan agenda-agenda terselubung kelompok tertentu. Kasihan rakyat. Sudah berapa uang negara yang berasal dari pajak dihabiskan di tengah pandemi ini.
USman