BIMATA.ID, Jakarta – Indonesia tengah menggenjot sektor riset terkait dengan penanggulangan wabah COVID-19 . Salah satunya untuk memproduksi alat rapid test dalam negeri untuk mendeteksi virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini Indonesia telah berhasil membuat alat rapid test sendiri. Sudah ada 10.000 yang diproduksi dan digunakan di sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah.
“Rapid test kit dari BPPT tadi libatkan Universitas Mataram, UGM, Unair, sudah 10.000 unit diproduksi. Sudah dipakai sekaligus uji validasi di Jawa Tengah, untuk berbagai RS (Rumah Sakit) di Jateng,” kata Bambang dalam dialog Peneliti/Perekayasa Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 , Senin (18/5/2020).
Bambang mengatakan, ditargetkan akhir bulan ini sudah diproduksi 40 ribu alat rapid test serupa. Namun dengan catatan uji telah melalui proses validasi dan dapat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
Bambang juga mengatakan pengujian terhadap kandidat vaksin corona yang dipimpin oleh Eijkman sudah masuk tahap analisa gen. Selain itu ia juga menyebutkan bahwa pengobatan pasien corona dengan menggunakan plasma convalescent tengah diuji coba di sejumlah RS.
“Sedangkan plasma convalescent sudah ada protokol dan clearance etika secara nasional sehingga uji cobanya di berbagai RS sudah mulai bisa dilakukan. Tidak hanya seperti di awal di RSPAD tapi sudah menyebar di RS dengan harapan ujinya ini bisa berikan harapan dengan kemungkinan bisa hadapi COVID dengan plasma orang yang sudah sembuh,” kata dia.
Bambang juga menjabarkan progress dari sejumlah riset terkait alat kesehatan untuk tangani corona. Saat ini, kata dia, ventilator buatan ITB sudah masuk tahap produksi. Sementara, ventilator dari BPPT, UI, dan UGM masih masuk tahap uji klinis.
“Dalam waktu seminggu ke depan setelah uji klinis dan tentunya izin edar keluar bisa diproduksi massal. Sehingga perkiraan kami untuk ventilator bulan Juni akan banyak ventilator produksi inovasi indonesia yang muncul untuk tutupi kekurangan ventilator di RS,” pungkasnya.
Sumber : Kumpara