Elly Rachmat Yasin Buka Suara Terkait Larangan Pramugari Garuda Indonesia Memakai Jilbab
BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Fraksi PPP Elly Rachmat Yasin buka suara terkait larangan mengenakan jilbab bagi pramugari maskapai Garuda yang dianggapnya sebagai islamofobia.
“Jangan sampai maskapai Garuda dianggap mengidap islamofobia. Jilbab pun dianggap sebagai masalah,” ujarnya Elly dalam keterangan tertulis, Selasa (07/02/2023).
Dia menerangkan, bahwa larangan memakai jilbab bagi pramugari maskapai Garuda merupakan pelanggaran hak beragama seseorang.
Baca Juga : Sapa Kader-Kadernya di Daerah, Prabowo Sebut Mereka Ujung Tombak Kebesaran Gerindra
Elly menilai, bagi perempuan muslim, jilbab adalah pakaian yang dapat menutup aurat guna kemaslahatan perempuan dan masyarakat, tak terkecuali di tempat kerja.
Selain itu, Elly mengungkapkan, bahwa larangan menggunakan jilbab untuk pramugari ini memperoleh perhatian publik karena maskapai Garuda Indonesia merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang seharusnya tunduk dan patuh terhadap Pancasila dan konstitusi yang melindungi hak beragama bagi setiap warga negaranya.
“Sebagai perusahaan negara mestinya tunduk dan patuh terhadap pancasila dan konstitusi yang melindungi hak beragama setiap warga negaranya,” ungkapnya.
Cek Juga : Prabowo Beri Kepercayaan Buruh Lepas Jadi Pengucap Pembukaan UUD 45 di HUT Gerindra
Dirinya mengucapkan, Disaat situasi yang sulit ini maskapai Garuda Indonesia untuk tidak menambahkan peraturan yang membuat kontroversi dalam masyarakat. Sehingga akan berdampak hilangnya dukungan dan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan BUMN tersebut.
“Di tengah situasi keuangan perusahaan yang genting saat ini jangan ditambah aturan kontroversial semacam ini, dikhawatirkan berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat,” ungkapnya.
Elly mengatakan harapannya, ia berharap manajemen Garuda untuk segera merevisi aturan larangan tersebut. Karena menurutnya, jilbab tidak menghalangi orang untuk berkarya dan bekerja.
“Jilbab juga sudah menjadi fashion di kancah internasional sehingga tidak ada alasan untuk melarangnya,” tutupnya.(ML)
Simak Juga : HUT Partai Gerindra ke-15, Kader Muda Gerindra Doakan Prabowo Presiden