BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI), Hasyim Asy’ari menilai, konflik pasti akan terjadi dalam pemilihan umum (Pemilu). Dia mengatakan, hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah karena sebuah jabatan hanya bisa diduduki oleh satu orang atau terbatas.
“Presiden kursinya satu, DPR RI kursinya juga terbatas, tapi yang pengen banyak sekali. Sudah pastilah terjadi konflik,” kata Hasyim, dalam acara Dialog Penguatan Internal Polri bertajuk ‘Menampik Berita Bohong, Ujaran Kebencian, Politik Identitas, Polarisasi Politik dan SARA pada Pemilu 2024’ di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/01/2023).
Baca juga: Prabowo Subianto dan Gibran Didoakan Netizen
Hasyim menyampaikan, Pemilu merupakan sebuah kompetisi di negara demokrasi. Untuk mendapat kekuasaan, tentunya akan dibalut oleh konflik.
“Maka, pastilah di situ ada konflik. Kalau bahasa halusnya kompetisi. Meraih kekuasaan atau mempertahankan kekuasaan yang sah ya lewat Pemilu lewat Pilkada,” tandasnya.
Lihat juga: Melihat Keakraban Prabowo Subianto Dengan Gibran di Dunia Medsos
Oleh sebab itu, Hasyim menekankan untuk tidak menggunakan kekerasan politik dalam Pemilu. Namun, di Indonesia belakangan ini tidak pernah terjadi adanya kekerasan politik.
“Yang kita harus sepakati, bagaimana kemudian cara meraih kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan tidak menggunakan kekerasan,” ujarnya.
“Boleh dikatakan sejak Pemilu 2004, 2009, 2014, 2019, hampir tidak ada yang namanya kekerasan politik dalam arti kekerasan fisik. Misalnya, penculikan politik, pembunuhan politik, nauzubillah, insyaAllah nggak ada. Ini yang harus kita pertahankan untuk tidak terjadi,” tutup Hasyim.
Simak juga: Prabowo Subianto dan Gibran Saling Berbalas di Twitter
[MBN]