BIMATA.ID, JAKARTA- Pemerintah Arab Saudi telah mengambil langkah penguncian wilayah atau karantina (lockdown) di wilayah Makkah dan Madinah. Langkah lockdown yang diambil oleh raja minyak mentah dunia ini bertujuan untuk mengekang dan memutus rantai penyebaran infeksi Covid-19 secara global.
Kondisi ini tentunya berdampak pada prospek permintaan minyak mentah sehingga mengakibatkan harga minyak mentah dunia merosot tajam.
Di tengah situasi tersebut, Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Mahfud Abegebriel melakukan pertemuan dengan Putra Raja Salman yang juga menjabat sebagai Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia mengusulkan pembelian minyak mentah dari Arab Saudi melalui mekanisme imbal dagang alias barter.
Minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai komoditas andalan Indonesia tersebut diajukan sebagai komoditas yang akan dibarter dengan minyak mentah.
Agus mengatakan, “Indonesia mengusulkan dapat dijajakinya pembelian minyak mentah dari Arab Saudi melalui mekanisme imbal dagang dengan komoditas ekspor utama RI seperti CPO.”
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi defisit dagang RI yang sangat besar akibat impor minyak dan gas dari Arab Saudi. Data mencatat bahwa selama tahun 2019, sekitar 48 persen kebutuhan minyak mentah Indonesia diimpor dari Arab Saudi.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga mengharapkan kerja sama bilateral di bidang energi antara Indonesia-Arab Saudi dapat terus ditingkatkan. Salah satunya dengan merampungkan masalah joint venture RDMP Cilacap antara Pertamina–Aramco atau menjajaki proyek penyulingan minyak lainnya, serta implementasi rencana investasi Saudi untuk mendirikan pabrik petrokimia di Indonesia.
Sumber :Wartaekonomi.co.id
Editor :ZBP