Benjolan di Perut, Ini 7 Gejala Tumor Jinak Rahim
Terjadinya perubahan pada bagian tubuh tertentu, seperti munculnya benjolan memang bisa pertanda dari adanya kondisi kesehatan yang serius. Begitu juga halnya dengan benjolan yang muncul di perut. Kondisi tersebut bisa menjadi gejala dari tumor jinak rahim atau yang disebut juga dengan fibroid rahim.
Tumor ini biasanya muncul di bagian atas atau di dalam otot rahim. Meskipun dikatakan jinak, namun bila ukuran tumor cukup besar, maka dapat menyebabkan pengidapnya mengalami perdarahan. Karena itu, kamu tetap perlu mewaspadai fibroid rahim dengan mengenali gejala-gejalanya.
Apa Itu Fibroid Rahim?
Fibroid adalah masalah kesehatan rahim yang paling sering dialami oleh wanita berusia 40–50 tahun. Meskipun, fibroid rahim diketahui tidak meningkatkan risiko kanker rahim, bahkan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker.
Ukuran fibroid rahim bervariasi, mulai dari sebesar bibit tumbuhan yang sangat kecil, sampai yang sangat besar, hingga bisa menekan kandung kemih dan menyebabkan timbulnya benjolan pada perut, seperti orang yang sedang hamil. Seorang wanita pun bisa memiliki fibroid lebih dari satu atau ganda. Dalam kasus yang ekstrim, beberapa fibroid bisa muncul sekaligus dan memperluas rahim, hingga mencapai tulang rusuk.
Sayangnya, kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki fibroid rahim, karena penyakit tersebut seringkali tidak menimbulkan gejala. Fibroid baru disadari ketika melakukan pemeriksaan panggul atau USG prenatal.
Penyebab Fibroid Rahim
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab fibroid rahim. Tapi, sejumlah penelitian dan pengalaman klinis menunjukkan adanya pengaruh dari faktor-faktor berikut:
- Perubahan Genetik. Pada banyak fibroid, ditemukan adanya perubahan gen yang berbeda dari sel otot rahim normal.
- Hormon. Estrogen dan progesteron adalah dua hormon yang merangsang perkembangan lapisan rahim setiap siklus menstruasi sebagai persiapan untuk kehamilan. Kedua hormon tersebut tampaknya juga mendorong pertumbuhan fibroid. Pasalnya di dalam fibroid, ditemukan lebih banyak reseptor estrogen dan progesteron daripada sel otot rahim normal. Itulah sebabnya, fibroid akan mengecil setelah masa menopause karena produksi hormon estrogen dan progesterone juga menurun.
- Faktor Pertumbuhan Lainnya. Zat yang membantu tubuh mempertahankan jaringan, seperti insulin juga dapat memicu bertumbuhnya fibroid.
Gejala Fibroid Rahim
Hampir sebagian kasus fibroid rahim tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala fibroid rahim biasanya dipengaruhi oleh ukuran dan lokasi terjadinya fibroid. Berikut gejala umum fibroid rahim yang bisa dialami pengidap:
- Perdarahan menstruasi yang berat.
- Menstruasi berlangsung lebih dari satu minggu.
- Muncul tekanan atau rasa nyeri pada panggul.
- Sering buang air kecil.
- Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
- Sembelit.
- Nyeri punggung atau kaki.
Bila menstruasi sudah berlangsung terlalu lama dan menyakitkan serta nyeri panggul tidak kunjung hilang, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Fibroid Rahim
Bila kamu mengalami gejala fibroid rahim, segera periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan menganjurkan beberapa tes berikut untuk mendiagnosis tumor jinak tersebut:
- USG
Metode pemindaian ini menggunakan gelombang suara yang bisa mendiagnosis serta mengetahui ukuran fibroid. Dokter akan meletakkan USG pada perut atau memasukkannya ke dalam Miss V, kemudian mengambil gambar dari rahim.
- Tes Darah
Bila kamu mengalami perdarahan Miss V yang tidak normal, dokter akan memeriksa kemungkinan penyebabnya, termasuk jumlah darah (CBC) untuk mendeteksi adanya anemia kronis. Tes darah lainnya juga mungkin perlu dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis koagulopati atau penyakit tiroid.
Itulah beberapa gejala fibroid rahim yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami masalah menstruasi yang mirip seperti gejala diatas segera periksakan ke dokter atau Rumah sakit terdekat.
Sumber : halodoc
Editor: DN