Tingkatkan Produksi Udang di Aceh, KKP Gelar Pelatihan
BIMATA.ID, Jakarta-Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, optimis bahwa Aceh dapat menjadi daerah penghasil udang terbesar di Indonesia yang berkontribusi tinggi pada pencapaian target produksi udang nasional. Sebagaimana diketahui, budidaya udang mampu berkontribusi pada kegiatan ekspor hingga 39 persen. Hal tersebut sejalan dengan program prioritas Kememterian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pengembangan perikanan budidaya guna peningkatan pasar ekspor.
Untuk mendukung tercapainya program tersebut, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan (BPPP) Medan, menyelenggarakan kegiatan ‘Pelatihan Budidaya Udang Vanname’ di Kota Langsa, Provinsi Aceh, pada 4-5 Oktober 2021. Kegiatan ini terlaksana secara blended learning dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Plt. Kepala BRSDM KP, Kusdiantoro, dalam arahannya menuturkan, udang merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dan bernilai ekonomi tinggi. “Udang vaname termasuk jenis udang unggulan yang akan dijadikan prioritas dalam mencapai target produksi udang nasional. Terlebih komoditas ini sangat potensial dikembangkan untuk membangkitkan perekonomian,” ucapnya.
Kegiatan pelatihan yang dihadiri 100 peserta, dimana keseluruhannya merupakan pembudidaya udang vaname di Kota Langsa, ini juga diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Muslim. Pihaknya menuturkan, Pelatihan Budidaya Udang Vanname dapat menjadi spirit yang positif dan pilot project dalam mengembangkan udang vaname di Provinsi Aceh.
“Kemarin Pak Menteri mengunjungi klaster udang vaname di Aceh Timur. Kegiatan pelatihan ini tentu dapat menjadi satu semangat bagi petambak udang bagaimana membangun tambak udang yang betul-betul baik, modern, agar kegiatan budidaya ini berhasil,” tutur Muslim.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, untuk mencapai target produksi yang digawangi oleh Menteri Trenggono, juga perlu dilakukan penyiapan Sumber Daya Manusia. “Hari ini, merupakan satu langkah untuk menyiapkan SDM sebagai upaya meningkatkan produksi tambak tradisional, yang selama ini rata-rata hanya menghasilkan panen 0,6 ton per hektare per siklus. Tentunya diharapkan dengan adanya langkah ini (penyiapan SDM) melalui BPPP Medan, produktivitas dari 0,6 ton per hektare bisa meningkat menjadi 2 ton per hektare seperti yang diharapkan Pak Menteri,” tutur Lilly.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Langsa, Banta Ahmad, mengucapkan terima kasih dengan terselenggaranya kegiatan ini. “Kami berterima kasih kepada KKP yang telah bersinergi dengan Komisi IV DPR, yang telah membuat program untuk petani kami yang sudah mulai membudidayakan udang vaname,” ucap Banta.
Harapannya, kegiatan pelatihan ini dapat memberikan dampak bagi pelaku utama khususnya pembudidaya udang dalam upaya peningkatan ekspor didukung riset kelautan dan perikanan, serta pemulihan ekonomi nasional.
Sebagai informasi, dalam rangka menunjang kegiatan ekspor dan ketahanan mutu produksi hasil tangkapan ikan, KKP melalui BRSDM KP juga telah menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan Fiber Box pada 30 September 2021 lalu. Kegiatan ini difasilitasi oleh BPPP Banyuwangi secara full online, dan diikuti 484 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia. Pada kegiatan tersebut, peserta diberikan pelatihan membuat wadah berbahan fiberglass yang bertujuan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan ikan agar tetap berada pada suhu 4ᵒC sehingga produk perikanan tetap segar dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Sebelumnya, saat meninjau langsung klaster udang vaname berkelanjutan di Aceh, pada September 2021, Menteri Trenggono menuturkan bahwa adanya klaster tambak di Aceh Timur ini bahkan turut menciptakan multiplier effect (efek berganda) di bidang pariwisata. Tambak yang dibangun juga bermanfaat sebagai sarana edukasi budi daya modern dan ramah lingkungan serta mampu meningkatkan produktivitas. Pihaknya pun berharap langkah ini mampu meningkatkan indeks kesejahteraan masyarakat.