Polda Metro Jaya Akan Lakukan Pemanggilan Kepada Haris Azhar
BIMATA.ID, Jakarta — Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan akan melakukan pemanggilan kepada aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar untuk dimintai klarifikasi terkait laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
“Sementara kami rencanakan undang interview terlapor,” kata Yusri, Senin (04/10/2021).
Yusri yang juga Penyidik Polda Metro Jaya mengatakan, bahwa saat ini penyidik masih memeriksa saksi dan alat bukti yang ada dan apabila tidak ada hambatan pemeriksaan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti akan dilaksanakan pekan depan.
“Mudah-mudahan minggu depan terlaksana,” ujarnya.
Diinformasikan sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan laporkan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti lantaran peredaran video berjudul “Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya” yang diunggah melalui akun Youtube milik Haris Azhar.
Video tersebut membahas laporan sejumlah organisasi termasuk KontraS tentang bisnis para pejabat atau purnawirawan TNI di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi wilayah Intan Jaya, Papua.
Laporan Luhut tersebut telah diterima dan terdaftar dengan nomor laporan polisi: STTLP/B/4702/IX/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 22 September 2021.
Luhut juga mengingatkan untuk tidak menggunakan dalih kebebasan berekspresi, namun menyusahkan orang lain.
“Ini saya kira penting. Jadi, pembelajaran untuk semua jangan sembarang ngomong. Jangan berdalih hak asasi manusia atau kebebasan berekspresi yang membuat orang lain jadi susah, tidak boleh begitu,” kata Luhut.
Hal itu disampaikan Luhut usai merampungkan klarifikasi oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan pencemaran nama baik dirinya oleh Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Luhut mengungkapkan siapa saja mempunyai hak asasi manusia untuk membicarakan seseorang, namun dia juga mengingatkan bahwa orang yang menjadi bahan pembicaraan juga mempunyai hak asasi manusia yang sama.
“Jadi, jangan mengatakan hak asasi yang ngomong saja, hak asasi yang ‘diomongin’ juga kan ada. Jadi, saya juga tidak ingin anak cucu saya merasa bahwa saya sebagai orang tua, kakek, membuat kecurangan di Papua yang saya tidak pernah lakukan,” ujar Luhut.(oz)