
BIMATA.ID, Jakarta – Di balik keterbatasan penglihatan yang mereka miliki, para penyandang disabilitas netra tetap menunjukkan tekad kuat untuk mempelajari dan memahami Alqur’an. Semangat inilah yang menjadi pondasi berdirinya Rumah Quran Al Bayyinah—sebuah wadah pembelajaran Alqur’an nonformal bagi masyarakat umum dan teman netra—yang memberikan layanan pendidikan secara gratis, dikelola sepenuh hati demi mengharap ridho Allah SWT.
Menyadari ketulusan perjuangan tersebut, PT Rekayasa Industri (Rekind) terinspirasi untuk turut mendukung keberlangsungan proses belajar-mengajar agar tidak terhenti di tengah jalan.
Baru-baru ini, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Rekind menyalurkan bantuan berupa dana operasional, santunan santri, dan perangkat audio murrotal. Dukungan ini diberikan untuk memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan lancar.
Baca Juga: Pesan Dua Paskibraka Asal Papua untuk Prabowo: Kami Siap Membanggakan Negara!
Kontribusi tersebut merupakan hasil kerja sama empat pihak, yakni Rekind melalui Departemen TJSL, Koperasi Reka Sejahtera (Kopres), Perkumpulan Istri Karyawan (PIKA) Rekind, dan Majelis Ta’lim Ulul Albaab Rekind.
Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih, menegaskan bahwa langkah ini adalah bukti nyata komitmen perusahaan untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program sosialnya. “Kami yakin setiap orang berhak untuk belajar, bertumbuh, dan mendekat pada nilai keimanan. Bantuan ini bukan sekadar bentuk kepedulian, tetapi juga investasi bagi masa depan yang inklusif,” ujar Triyani.
Rumah Quran Al Bayyinah sendiri menyediakan pembelajaran secara daring maupun tatap muka, menggunakan metode braille khusus bagi teman netra. Peserta didik bahkan datang dari luar Pulau Jawa, termasuk wilayah Makassar dan sekitarnya, dengan seluruh kegiatan gratis dan dibiayai dari sumbangan para dermawan.
Herman Susatyo, VP TJSL Rekind, menyampaikan rasa kagumnya terhadap antusiasme para santri netra. “Mereka bukan hanya ingin membaca dan menghafal Alqur’an, tapi juga mengajarkannya kembali. Kami bangga dapat menjadi bagian dari perjuangan ini,” ungkapnya.
Bagi penyandang disabilitas netra, mempelajari Alqur’an adalah perjalanan menemukan kembali cahaya kehidupan. Bantuan dari Rekind ibarat pelita yang menyinari langkah mereka di jalan menuju cahaya tersebut.
Langkah ini sejalan dengan arahan Kementerian BUMN yang mendorong BUMN aktif dalam membangun nilai-nilai sosial, khususnya pendidikan. Pendidikan keagamaan berbasis inklusi seperti ini masih jarang tersentuh, sehingga dukungan semacam ini menjadi sangat berarti.
Triyani menambahkan, “Lebih dari sekadar program sosial, inisiatif ini membuktikan bahwa Rekind—sebagai Anak Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero)—tidak hanya membangun infrastruktur strategis, tetapi juga membangun nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Membangun bangsa dimulai dari membangun hati.”
Harapannya, kolaborasi ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk membuka ruang dan memberikan dukungan bagi saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus, agar mereka terus belajar, berkarya, dan memberi inspirasi bagi banyak orang.
Simak Juga: 12 Persen Gaji Karyawan Habis Buat Transport, Gerindra Usul Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi




