
BIMATA.ID, Jakarta – Sektor fesyen terus menjadi tulang punggung industri kreatif nasional, memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia. Selain menyerap jutaan tenaga kerja, fesyen juga menjadi refleksi kekayaan budaya bangsa. Industri kecil dan menengah (IKM), termasuk pengrajin batik, mencatat kontribusi sebesar 6,92 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada tahun 2024.
Sebagai bagian dari strategi penguatan budaya sekaligus pengembangan ekonomi, pemerintah mendorong pelestarian batik lewat pendekatan yang modern dan inklusif. Salah satu bentuk dukungan ini terlihat dari kerja sama antara Kementerian Perindustrian dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) dalam penyelenggaraan acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025.
“Saya kira pemerintah memberikan apresiasi kepada YBI yang selama empat hari terakhir telah menggelar GBN 2025. Kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam membumikan batik, menjadikannya bagian dari keseharian masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat hadir dalam acara Fun Run and Walk, Minggu (3/8) di Pasaraya Blok M, Jakarta.
Baca Juga: Sugiono Apresiasi Peran Ahmad Muzani Antar Prabowo Jadi Presiden
Agus Gumiwang menegaskan pentingnya merubah persepsi publik terhadap batik yang selama ini sering dianggap ketinggalan zaman. Ia menekankan bahwa batik bisa tampil trendi dan menarik, terutama jika dirancang dengan desain kekinian dan dijadikan bagian dari gaya hidup anak muda.
“Batik tidak boleh hanya dianggap sebagai barang jadul, atau hanya digunakan oleh orang tua. Kalau didesain dengan baik dalam bentuk pakaian, aksesoris, atau sepatu, batik bisa jadi sesuatu yang keren, cool, dan menarik,” jelas Menperin.
Menperin juga menyebut bahwa penyelenggaraan Fun Run and Walk menjadi simbol pendekatan baru dalam mempopulerkan batik kepada generasi muda. Lewat kegiatan yang menyenangkan ini, batik dikenalkan dengan cara yang lebih rileks dan akrab dengan keseharian anak muda.
“Batik itu tidak boleh kaku. Kalau persepsinya tua atau jadul, ya jadi tidak fun. Maka dari itu, kita buat fun run, supaya batik bisa lintas generasi. Inilah yang harus kita terus sosialisasikan kepada generasi-generasi penerus,” tuturnya.
Lebih jauh, Menperin mendorong agar masyarakat, khususnya anak muda, bangga dan aktif mempromosikan batik ke kancah internasional. Namun, ia mengingatkan bahwa rasa bangga saja tidak cukup, dan harus diwujudkan lewat aksi nyata seperti membeli serta memakai produk batik secara rutin.
“Jadi kalau cinta sama bangga saja tidak cukup. Harus belanja, harus beli, sekecil apapun itu. Karena kalau kita belanja batik, artinya kita ikut berkontribusi terhadap penguatan ekosistem dari industri batik itu sendiri. Jadi kita harus berupaya untuk beli, belajar, dan menggunakan batik dalam keseharian kita,” tegasnya.
Acara Gelar Batik Nusantara feat. Industrial Festival 2025 telah berlangsung sejak 30 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M. Melalui pameran, pertunjukan seni, dan kolaborasi kreatif antara pelaku industri dan talenta muda, ajang ini dirancang untuk membangkitkan kebanggaan terhadap batik sekaligus memperluas partisipasi anak muda dalam pembangunan industri berbasis budaya.
Simak Juga: Presiden Prabowo Ajak Rakyat Rayakan Kemerdekaan di Istana Merdeka




