HukumBeritaNasional

SBY Serukan Pemimpin Dunia Rendahkan Ego Demi Perdamaian Global

BIMATA.ID, Jakarta — Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pandangan mendalam tentang kondisi peradaban dunia saat ini, khususnya terkait konflik dan peperangan yang masih terjadi di berbagai belahan dunia.

Menurutnya, kunci utama untuk menciptakan perdamaian global adalah menurunkan ego dan ambisi pribadi para pemimpin dunia.

Hal itu disampaikan SBY saat memberikan pidato bertajuk *World Disorder and The Future of Our Civilization* yang digelar oleh Institut Peradaban di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).

Dalam pidatonya, SBY menekankan bahwa setiap bangsa sejatinya lebih memilih hidup dalam kedamaian ketimbang terjebak dalam konflik bersenjata.

“Bangsa mana pun lebih senang damai dibandingkan negaranya terlibat dalam peperangan. Ini berlaku pada pemimpin mana pun di dunia sekarang ini harus bersedia menurunkan ego, menurunkan ambisinya, ingat bangsa dan negaranya, ingat dunianya,” ujar SBY di hadapan para tokoh nasional.

SBY mencontohkan pendekatan damai yang kerap ditempuh Indonesia dalam menyelesaikan konflik, baik antarnegara maupun konflik internal di suatu negara. Menurutnya, pendekatan tersebut telah terbukti membawa hasil positif bagi perdamaian dunia.

“Cara ini kami pilih baik dalam menyelesaikan konflik antarnegara maupun resolusi konflik di antarnegara. Alhamdulillah hasilnya baik,” ujarnya.

Lebih jauh, SBY menyoroti pentingnya pemahaman terhadap sejarah sebagai fondasi dalam menentukan arah masa depan. Ia mengingatkan bahwa bangsa yang melupakan sejarah berpotensi mengulang kesalahan yang sama di masa depan.

“Kalau kita tidak pernah bisa memahami masa lalu dalam perjalanan sejarah, sesaat bisa kita mengulangi kesalahan-kesalahan selamanya,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh pihak untuk kembali menelusuri jejak panjang perjalanan peradaban, baik di tingkat dunia maupun di Indonesia.

Menurut SBY, satu abad terakhir merupakan periode penting yang mencerminkan gejolak, inovasi, sekaligus transisi besar dalam peradaban manusia.

“Abad ke-20 sampai dengan abad ke-21 adalah sebuah abad yang penuh gejolak, inovasi, dan transisi,” katanya.

Pidato SBY tersebut menjadi refleksi penting bagi kondisi dunia saat ini yang penuh tantangan global, mulai dari peperangan hingga krisis kemanusiaan.

Ia menegaskan, kolaborasi, kebijaksanaan, dan semangat kemanusiaan harus menjadi landasan utama dalam merumuskan masa depan peradaban.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh nasional, termasuk Ketua Pembina Institut Peradaban Jimly Asshiddiqie, Ketua Yayasan Dipo Alam, serta dimoderatori oleh mantan Wakil Menlu RI Dino Patti Djalal.

Chairman CT Corp Chairul Tanjung juga turut hadir dan menyimak langsung gagasan SBY.

Dengan forum seperti ini, SBY berharap para pemikir, tokoh, dan pemimpin muda dapat mengambil pelajaran penting dan terus mendorong lahirnya solusi damai atas tantangan peradaban dunia di masa depan.

Related Articles

Bimata