Presiden Prabowo Tinjau Progres Cetak Sawah dan Ketahanan Pangan Nasional

BIMATA.ID, Jakarta — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Hal tersebut guna untuk membahas perkembangan proyek cetak sawah dan kondisi ketahanan pangan nasional.
Pertemuan ini menjadi bagian penting dari evaluasi program strategis pertanian pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden secara khusus menyoroti progres proyek cetak sawah yang tengah digarap di berbagai wilayah prioritas.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan kepada Presiden bahwa proyek berjalan dengan baik di sejumlah provinsi, termasuk Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.
“Pertama yang dibahas tadi adalah progres cetak sawah. Saya sampaikan kepada beliau bahwa pelaksanaannya berjalan baik, dimulai dari Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, hingga Sumatera Selatan,” ujar Menteri Amran.
Program cetak sawah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan produksi pangan dan memperkuat ketahanan pangan dalam negeri.
Menteri Amran menyatakan optimisme bahwa program tersebut akan rampung sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
“Insyaallah, mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu,” tegasnya.
Selain cetak sawah, Presiden Prabowo juga menanyakan kondisi produksi dan ketersediaan pangan di tingkat nasional.
Dalam laporannya, Menteri Amran menyatakan bahwa situasi ketahanan pangan nasional masih dalam kondisi aman, baik dari sisi produksi maupun cadangan stok.
“Perkembangan produksi aman, stok kita aman,” ungkapnya.
Menurut data terkini, stok beras nasional saat ini mencapai 4,2 juta ton, jumlah yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam waktu dekat.
Pemerintah pun terus menggencarkan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan menjamin keterjangkauan pangan bagi masyarakat, terutama beras.
Langkah ini didukung oleh penyediaan beras bersubsidi serta program bantuan sosial dalam jumlah besar.
“Operasi pasar kita lakukan besar-besaran. Untuk SPHP—beras yang disubsidi—kita siapkan 1,3 juta ton, dan bantuan sosial sebanyak 360 ribu ton. Totalnya 1,5 juta ton,” pungkasnya.
Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional serta memastikan tidak terjadi gejolak harga di tengah masyarakat.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa program ini harus dijalankan dengan tepat sasaran dan efisien, demi kesejahteraan rakyat Indonesia.




