PeristiwaBeritaEducationNasionalUmum

Fenomena Aphelion Tak Picu Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta Tak Panik

BIMATA.ID, Jakarta – Belakangan ini, muncul kabar yang mengaitkan fenomena aphelion dengan suhu dingin ekstrem dan cuaca tak menentu di berbagai daerah, termasuk Bojonegoro. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan bahwa klaim tersebut tidak berdasar secara ilmiah.

Aphelion adalah momen tahunan saat posisi Bumi berada paling jauh dari Matahari dalam lintasan orbitnya yang berbentuk elips. Untuk tahun ini, puncak aphelion diperkirakan terjadi antara tanggal 4 hingga 7 Juli 2025, dengan jarak sekitar 152,1 juta kilometer. Meskipun terdengar signifikan, penurunan intensitas sinar Matahari hanya berkisar 3,5% hingga 7%, yang terlalu kecil untuk memicu perubahan suhu drastis di permukaan Bumi.

Sayangnya, informasi keliru terus menyebar di masyarakat, menyebut bahwa aphelion menjadi biang keladi suhu rendah hingga menyebabkan penyakit. BMKG dan BRIN menegaskan, suhu dan musim tidak ditentukan oleh jarak Bumi terhadap Matahari, melainkan oleh kemiringan sumbu Bumi yang memengaruhi sudut datang cahaya dan panjang siang-malam di masing-masing belahan bumi.

Baca Juga: Presiden Prabowo Temui Macron, Istana Buka Suara soal Kerja Sama Bilateral

Fenomena dinginnya cuaca di wilayah selatan Indonesia seperti Pulau Jawa lebih disebabkan oleh Monsun Dingin Australia, yaitu aliran udara dari Benua Australia yang sedang mengalami musim dingin. Udara dingin tersebut melintasi Samudera Hindia dan membawa hawa sejuk ke Indonesia bagian selatan. Di kalangan masyarakat Jawa, hal ini dikenal sebagai fenomena “mbediding”.

Tak hanya monsun, sejumlah faktor atmosfer lain juga ikut memengaruhi cuaca saat ini. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby, serta ketidakstabilan atmosfer, bisa menyebabkan peningkatan curah hujan atau perubahan suhu secara lokal. Semua ini merupakan faktor meteorologis yang umum terjadi pada musim kemarau basah seperti sekarang.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak terverifikasi. Aphelion merupakan kejadian astronomi normal yang terjadi setiap tahun dan tidak berdampak langsung terhadap cuaca ekstrem. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan menyikapi perubahan cuaca dengan bijak berdasarkan informasi resmi dari otoritas terkait.

Simak Juga: Fraksi Gerindra Soroti Putusan MK, Heri Gunawan Tegaskan Wewenang DPR Dilangkahi

Related Articles

Bimata