BeritaNasionalPolitik

Sinergi Sektor Riil dan Keuangan, Strategi OJK Menuju Indonesia Emas 2045

BIMATA.ID, Jakarta – Deputi Komisioner Hubungan Internasional, APU-PPT, dan Daerah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Mukti Riyadi menyoroti pentingnya penguatan dukungan produk keuangan terhadap sektor ekonomi kreatif. Salah satu upaya yang diusulkan adalah mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk lebih aktif memanfaatkan berbagai instrumen pasar modal.

“Pengembangan sektor ekonomi kreatif tidak dapat terlepas dari ketersediaan produk keuangan yang mendukung. Selain pembiayaan dari perbankan, kini pelaku ekonomi kreatif juga mulai memanfaatkan pasar modal dan modal ventura, termasuk securities crowdfunding,” ujar Bambang dalam Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah, Selasa (29/4/2025).

Bambang juga menegaskan, guna memperbesar kontribusi sektor jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, diperlukan integrasi yang erat antara sektor riil sebagai representasi growth-led finance model dan sektor jasa keuangan sebagai finance-led growth model. Hal ini diharapkan mampu mendorong terciptanya beragam produk inovatif dari lembaga jasa keuangan.

Dalam upayanya memperkuat ekonomi daerah, OJK menginisiasi Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) yang dilaksanakan melalui kerja sama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan seluruh pemangku kepentingan. Program ini bertujuan meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung sektor-sektor ekonomi di daerah.

Baca Juga: Dari Pelatihan hingga Pendanaan IP, Ini Strategi Kemenekraf di Era Prabowo-Gibran

Menurut Bambang, program PED berfungsi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal dengan mengintegrasikan kolaborasi antara berbagai pihak, guna mengatasi hambatan operasional dan pemasaran, sekaligus menjaga kesinambungan produktivitas sektor riil.

“Pada akhirnya, langkah ini diharapkan memperdalam pasar sektor jasa keuangan dan mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045, serta sejalan dengan Asta Cita dan Program Prioritas Pemerintah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ketidakpastian global yang telah menggerus sebagian cadangan ekonomi nasional.

“Saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional tidak lagi cukup. Apalagi cuma bertumpu pada motor-motor tradisional yang bergantung kepada ekonomi global,” ungkap Mahendra dalam kesempatan yang sama.

Mahendra menilai, penguatan pertumbuhan ekonomi berbasis daerah menjadi hal yang sangat penting. Ia menyarankan agar sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif lebih dikembangkan untuk memperkuat fondasi pertumbuhan domestik.

“Kita harus memperkuat motor-motor pertumbuhan baru berbasis ekonomi domestik, yang berarti pertumbuhan ekonomi daerah menjadi taruhan penting bagi ketahanan ekonomi nasional,” tegas Mahendra.

Simak Juga: Bantu Korban Puting Beliung di Pati, Legislator Gerindra Utus Bolone DWS Salurkan 5000 Genteng

Related Articles

Bimata