BIMATA.ID, Jakarta – Ketum PKB Muhaimin Iskandar menyindir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengenai Program Organisasi Penggerak (POP). Sebabnya, NU dan Muhammadiyah menarik diri sebagai mitra dari program tersebut karena dinilai bermasalah.
Cak Imin, sapaan akrab Ketum PKB itu, meminta Nadiem tidak melupakan sejarah peran NU dan Muhammadiyah dalam pendidikan. Dia berharap Nadiem turut melibatkan NU serta Muhammadiyah dalam program di bidang pendidikan.
“Jadi apapun kebijakannya jangan sampai pernah tidak melibatkan NU dan termasuk Muhammadiyah. Kalau enggak kualat minimal yang terjadi,” ujar Cak Imin dalam pidato politik Harlah PKB,Jumat (24/7/2020).
Cak Imin mendapat kabar dari Ketua Komisi X Fraksi PKB Syaiful Huda bahwa Kemendikbud akan mengevaluasi APBN pendampingan yang sifatnya subsidi dari Program Organisasi Penggerak (POP).
“Karena itu alhamdulillah ada perubahan saya dikabari pak Huda dari semula APBN untuk pendampingan penggerak organisasi pendidikan yang sifatnya subsidi itu akhirnya dievaluasi,” ucapnya.
Cak Imin juga mengingatkan Nadiem, agar pihak yang kuat tidak perlu dibantu APBN. Adapun dia maksud adalah Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation yang mendapat bantuan pemicu mundurnya NU dan Muhammadiyah.
“Yang kuat tidak usah dibantu APBN, bantulah yang lemah melalui APBN. Bukan yang kuat yang dibantu APBN,” ucap Cak Imin.
Mengenai pendidikan, Cak Imin mengatakan perguruan tinggi swasta perlu bantuan. Begitu juga ada masalah keterbatasan infrastruktur dan sarana dan prasarana pendidikan.
Dia mengaku sejak awal sesungguhnya mendukung langkah Presiden Joko Widodo mengangkat mantan bos Gojek itu sebagai Mendikbud. Cak Imin menyebut Nadiem memiliki cara pikir berorientasi masa depan yang tidak normatif, efektif dan responsif terhadap kemajuan.
Editor : Ozie