BIMATA.ID, JAKARTA- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN menghadapi penurunan volume pendistribusian dan transmisi gas tahun ini akibat pandemi Covid-19. Sedangkan penetapan harga jual gas untuk sejumlah segmen industri bakal menekan margin keuntungan bisnis perseroan.
NH Korindo Sekuritas memperkirakan peningkatanlaba bersih PGN menjadi US$ 97 juta tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu US$ 68 juta. Pendapatan tahun ini diproyeksi mencapai US$ 3,09 miliar, turun dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar US$ 3,84 miliar.
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengungkapkan, PGN menunjukkan kinerja keuangan yang relatif stagnan pada kuartal I-2020 dengan pendapatan senilai US$ 874 juta. Sedangkan laba bersih terpangkas 26,6% menjadi US$ 48 juta akibat rugi kurs senilai US$ 63 juta. Realisasi pendapatan dan laba bersih tersebut merefleksikan 28% dan 48% dari target sepanjang tahun ini.
Kinerja keuangan tersebut menggambarkan peningkatan volume pendistribusian gas perseroan mencapai 2,4% dan volume transmisi gas mencapai 13%. Kenaikan tersebut bisa menahan penurunan bisnis hulu minyak dan gas perseroan sebesar 18,1%.
“Meski kuartal I menunjukkan peningkatan, kami memperkirakan volume pendistribusian gas perseroan mulai menunjukkan penurunan berkisar 8-10% pada Mei-Juni tahun ini akibat pandemic Covid-19,” tulis Meilki dalam risetnya.
Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 berimbas negative terhadap kinerja operasional dan keuangan PGN. Volume penjualan gas PGN setelah ditambah Pertagas mencapai 804 BBTUD pada April 2020.
“Kami memperkirakan volume penjualan perseroan tetap melanjutkan penurunan pada Mei dan Juni akibat aktivitas bisnis masih turun dalam beberapa bulan terakhir,” ungkap Meilki.
Terkait regulasi Keputusan Menteri No 83 Tahun 2020 yang menyebutkan bahwa pemerintah akan menentukan harga jual gas alam untuk industri pada kisaran US$ 6 per MMBTU, dia menilai bahwa hal itu akan berimbas terhadap penurunan margin PGN.
“Tapi kami tetap optimistis bahwa volume pendistribusian gas perseroan akan meningkat signifikan pada 2021,” sebut dia.
Sementara itu, analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengungkapkan, pandemi Covid-19 bisa memperlambat pemulihan kinerja keuangan dan saham PGN. Begitu juga dengan regulasi pemerintah terkait harga jual gas senilai US$ 6 per mmbtu untuk sektor industri tertentu akan berimbas terhadap penurunan margin keuntungan perseroan.
“Saat ini, margin penjualan gas perseroan mencapai US$ 2,5 per mmbtu dan berpotensi turun menjadi sekitar US$ 1,5-2 per mmbtu. Namun, perseroan akan mendapatkan kompensasi peningaktan kuantitas gas yang didistribusikan sesuai dengan kebijakan tersebut,” tulis Niko dalam risetnya.