BIMATA.ID, Semarang – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) telah bekerja luar biasa guna menjaga stabilitas perekonomian Indonesia melalui sisi pendapatan, dan belanja.
“Dalam 40 tahun terakhir, kita dihadapkan pada banyak guncangan. Dunia akan terus terjadi ‘ontran-ontran’,” kata Menkeu Sri Mulyani pada saat memberikan kuliah umum bertema “Kebijakan Fiskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global” di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/10/2023).
Menurutnya, Indonesia tetap harus menjaga instrumen jika ingin menjaga keadilan, dan kemakmuran, serta menjadi negara dengan pendapatan tinggi.
Baca juga: Layanan Kemanusiaa DPP Gerindra Gelar Pengobatan Gratis dan Syukuran HUT Prabowo
Oleh karena itu, APBN didesain untuk menghadapi situasi yang berubah-ubah yang sering kali tidak dirasakan secara langsung. Hal tersebut sesuai dengan fungsi APBN sebagai stabilisator.
“Kalau ekonomi goyah maka harus didinginkan dengan menggunakan APBN, kalau terjadi kontraksi maka harus diangkat untuk tumbuh kembali,” ungkapnya.
Selain itu, defisit APBN dibatasi sebesar 3 persen, sedangkan rasio utang dibatasi tidak boleh melebihi 60 persen dari produk domestik bruto tiap tahun.
Lihat juga: Prabowo di Rapimnas Gerindra: Demokrasi Dijalani dengan Rukun, Sejuk dan Damai
Diketahui, APBN 2024, telah ditetapkan sebesar Rp2.802 triliun, dengan alokasi belanja sebesar Rp3.325 triliun. Batasan defisit masih pada kisaran kurang dari 3 persen.
“Jangan dibolak-balik. Anggaran sebagai instrumen, tujuannya ekonomi,” pungkasnya.