BIMATA.ID, JAKARTA- Presiden Jokowi mengingatkan soal ancaman krisis pangan seperti yang jadi perhatian badan pangan dunia (FAO). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) langsung bergerak cepat untuk melakukan antisipasi, salah satunya dengan program Gerakan Percepatan Tanam dan Panen Padi.
Gerakan ini digencarkan di berbagai lumbung padi di Indonesia, antara lain di Provinsi Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan nasional. Mentan SYL menegaskan bahwa butuh kebersamaan untuk memastikan pertanian bisa berjalan dengan akselerasi yang cepat.
“Caranya dengan mempercepat pertanaman supaya target MT II seluas 5,6 juta hektar bisa dipenuhi. Jika semua bergerak bersama maka bisa dipastikan kondisi pangan kita aman sampai akhir tahun,” kata Mentan SYL, Selasa (16/6).
Di Jawa Timur ada Kabupaten Ngawi yang kini sedang gencar melakukan Gerakan Percepatan Tanam dan Panen Padi. Gerakan ini merupakan kolaborasi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngawi, Kepala Badan Pusat Statistik Ngawi dan Forkopimcam Kecamatan Sine. Kegiatan berlangsung di Desa Kuniran Kecamatan Sine, tepatnya di Kelompok Tani Sedyo Rahayu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyatakan akan menggencarkan Gerakan Percepatan Tanam Padi di sejumlah daerah agar jadwal tanam tidak mundur dan meminta seluruh daerah agar tetap bisa menjaga ketersediaan pangan dalam rangka antisipasi dampak Covid-19 dan musim kemarau ini meskipun di beberapa daerah telah surplus beras.
“Hal ini merupakan tindak lanjut Pemerintah Provinsi Jawa Timur berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia untuk memastikan bahwa petani tetap berproduksi, tetap bertanam dengan protokol Kesehatan,” kata Khofifah.
Petani di Desa Kuniran Kecamatan Sine, Ngawi juga memiliki greget untuk segera melakukan percepatan olah tanah setelah panen dan menyiapkan pesemaian pada saat sawah menjelang panen sehingga bisa melakukan penanaman kembali.
Saat ini, petani juga mencoba untuk menanam padi varietas lokal/galur harapan yang memiliki umur pendek hanya 87 hari, sehingga bisa meningkatkan indeks pertanaman. Untuk ketersediaan air, dipastikan cukup dalam satu musim tanam dengan menggunakan irigasi teknis.
Selain percepatan tanam, dilakukan juga pemantauan stok di Kelompok Tani Srikaton Desa Gentong Kecamatan Paron yang memiliki unit usaha penggilingan padi dan memproduksi beras kemasan.
Saat ini stok yang ada di penggilingan kelompok yang termasuk dalam kategori penggilingan padi kecil, memiliki stok gabah sebanyak 15 ton dan stok beras sebanyak 1 ton.
“Saya menugaskan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur untuk turun ke lapangan, bersama-sama dengan teman-teman di daerah melakukan pengawalan dari percepatan tanam padi di Bulan Juni, dan bulan-bulan berikutnya untuk memantau panen serta stok yang ada di Jawa Timur,” tegas Khofifah yang dilansir langsung dari cnbcindonesia.com.
Sedangkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap Jawa Timur memiliki andil yang cukup besar untuk menambah sumbangan produksi padi. Dukungan Kementan tentunya diberikan melalui bantuan antara lain benih, budidaya padi, sampai alsintan pasca-panen.
Suwandi meminta petani bisa menyerap KUR melalui gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi (kostraling) sebagai pengamanan harga gabah.
Kementan sudah sediakan KUR untuk komoditas tanaman pangan, silakan dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama bagi penggilingan padi bisa digunakan untuk menyerap gabah petani dengan harga yang layak.
“Hal ini seiring dengan arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo mengenai percepatan tanam. Disamping itu beliau juga mengimbau masyarakat bisa mengoptimalkan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran. Dengan program ini masyarakat dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya bahkan bisa diperjualbelikan untuk menambah pendapatan,” kata Suwandi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo, mengatakan semboyan “Kita Bersama Pangan Tersedia” maka gerakan percepatan tanam itu harus menjadi momentum tepat untuk menumbuhkan produksi pangan nasional. Selain itu menjadi jawaban sekaligus solusi konkret dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang melanda dunia.
Hadi berharap agar semua instansi berjalan seiringan, yang dimana untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan baik di Jawa Timur maupun untuk nasional mengingat Jawa Timur merupakan salah satu lumbung pangan nasional.
Gerakan Percepatan Tanam di Kabupaten Ngawi diharapkan menjadi dorongan untuk menumbuhkan produksi pangan daerah dan nasional dan menjadi solusi konkrit dalam menghadapi ancaman krisis pangan.
“Kita optimistis bahwa dengan semua unsur pertanian bersinergi, maka ketahanan pangan baik di Jawa Timur maupun untuk nasional akan terjaga,” tutur Hadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi Marsudi menyatakan untuk percepatan tanam padi bulan Juni, Kabupaten Ngawi mempunyai target tanam padi seluas 2.500 hektare.
Khusus di Kecamatan Sine, target tanam bulan Juni seluas 302 hektare. Selain itu, Kecamatan Sine masih dalam proses panen dengan luas sekitar 500 hektare, serta di Desa Kuniran juga berlangsung proses panen.
“Varietas yang dipanen adalah varietas Menthik dengan produktivitas rata-rata yang dihasilkan adalah 6,3 ton per hektare,” katanya.
Marsudi berharap gerakan tanam ini bisa menjadi pengungkit tercapainya target tanam di Kabupaten Ngawi.
“Kami optimistis bisa tercapai asalkan semua pihak mau saling bekerjasama, baik dari Dinas, penyuluh maupun petaninya,” kata Marsudi.