
Ada kabar gembira juga mengharukan dari RSUD Aceh Tamiang. Di tengah kondisi darurat pascabencana, seorang ibu melahirkan pada Selasa malam, 16 Desember 2025.
Persalinan sang ibu didampingi Kapten CKM. dr. Yudhi Andreas Hutabarat dan dibantu tenaga medis yang bertugas. Dokter mengabarkan, proses melahirkan secara pervaginam (normal) berjalan aman.
“Satu pasien ibu hamil datang (Selasa) sekitar pukul empat dini hari. Pasien dapat bersalin dengan aman, ari-ari juga dapat kita lahirkan.”
Ibu dan bayi selamat serta dalam keadaan baik karena usia kehamilan cukup bulan. Hanya saja, berat badan lahir sang bayi termasuk rendah yakni 2.330 gram (batas bawah berat lahir normal 2.500 gr / 2 kg).
Kelahiran bayi perempuan ini merupakan persalinan pertama di RSUD Aceh Tamiang semasa tanggap darurat pascabencana banjir bandang. Meski dalam keterbatasan kondisi, bersyukur proses persalinan tak ada kendala.
Dokter Yudhi pun memastikan, dalam keadaan darurat, seorang ibu tetap berhak menjalani proses persalinan dengan aman. Tentu saja kita juga tak boleh lupa, pasti ada kuasa Tuhan yang menyertainya.
“Semoga dengan kehadiran kami, tenaga kesehatan di bidang obstetri dan ginekologi, dapat memastikan persalinan di RSUD Tamiang ini dapat berjalan dengan aman.”
“Seyogiayanya setiap ibu hamil berhak untuk mendapatkan persalinan yang aman di mana pun mereka berada, termasuk di lokasi bencana seperti ini.”
Ya, para ibu pasti setuju dengan apa yang dikatakan Dokter Yudhi. Bayangkan saja, seorang ibu hamil membawa nyawa dalam kandungannya selama 9 bulan, lalu bertaruh hidup dan mati saat melahirkan.
Wajar bila warganet ikut terharu dan memberikan pujian untuk tenaga medis yang bertugas membantu proses persalinan.
“Luar biasa, Abangku, kami bangga”
“Terima kasih semua nakes dan relawan, saya yg scroll HP terharu”
“Semoga Tuhan memberkati kalian semua yang bertugas di RSUD Aceh Tamiang, sehat ya kalian”




