
BIMATA.ID, JAKARTA– Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya, meluruskan polemik di media sosial terkait pernyataannya mengenai penanganan bencana di wilayah Sumatera.
Ia menegaskan bahwa kritiknya tidak pernah dialamatkan kepada relawan maupun para donatur yang membantu korban bencana.
Menurut Endipat, relawan justru layak mendapat penghormatan tertinggi karena selalu menjadi pihak pertama yang hadir di tengah situasi darurat. Mereka bekerja dengan ketulusan tanpa mengharapkan imbalan.
BACA JUGA: Dukungan Mahasiswa RI di Islamabad untuk Diplomasi Prabowo, Perkuat Hubungan Indonesia-Pakistan
“Para relawan patut dihormati. Mereka hadir dengan hati. Kritik saya bukan untuk mereka, tetapi untuk Komdigi dalam hal publikasi dan penyebaran informasi terkait langkah-langkah penanganan bencana yang dilakukan negara,” ujar Endipat dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).
Endipat menilai kesalahpahaman publik muncul karena ketimpangan informasi. Aksi relawan kerap viral di media sosial, sementara kerja pemerintah yang mengerahkan anggaran besar, ribuan personel, logistik, hingga pembangunan posko evakuasi, tidak banyak terpublikasi.
“Negara bekerja besar, tetapi tidak banyak diberitakan. Masyarakat jadi hanya melihat apa yang viral, bukan apa yang terjadi di lapangan. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi publik yang kuat,” tegasnya.
Ia meminta Komdigi meningkatkan intensitas publikasi agar masyarakat mengetahui langkah pemerintah sejak awal bencana. Transparansi informasi dianggap penting untuk menjaga kepercayaan publik dan menghindari kesenjangan persepsi.
Endipat kembali menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat sedikit pun untuk mengecilkan peran relawan. Ia bahkan menyebut mereka sebagai “energi kemanusiaan bangsa” yang selalu berada di garis depan dalam setiap bencana.
“Relawan bekerja dengan hati, negara bekerja dengan kewajiban. Dua-duanya penting dan tidak boleh dipertentangkan,” ujarnya.
BACA JUGA:Prabowo Jelaskan Pentingnya Alutsista Bagi Indonesia untuk Hadapi Bencana
Melalui klarifikasi ini, Endipat berharap fokus publik kembali pada upaya kolaboratif untuk membantu para korban bencana, bukan pada kesalahpahaman yang dipicu potongan informasi di media sosial. Solidaritas nasional, katanya, menjadi kunci agar penanganan bencana berjalan efektif dan tepat sasaran.




