BIMATA.ID, Aceh Tamiang – Ibu Wita, warga Desa Sukarahmat, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, menyampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto permintaan terkait kondisi hunian warga yang rusak akibat bencana sekaligus berterima kasih atas berbagai bantuan yang telah diterima masyarakat Aceh Tamiang.
Wita mengaku bantuan seperti roti, beras, dan kebutuhan dasar lainnya sudah diterima warga sehingga logistik terpenuhi. Begitu pula bantuan obat-obatan dan layanan kesehatan.
“Saya lihat sudah banyak mobil bantuan kesehatan lewat, mencari siapa yang sakit. Paling sakit-sakit ringan saja, batuk pilek,” katanya di hadapan Prabowo, Jumat (12/12).
BACA JUGA: Prabowo dan MBS Kompak Lanjutkan Proyek Perkampungan Haji untuk Jemaah Indonesia
Meski demikian, Wita berharap pemerintah segera memberikan solusi atas persoalan rumah-rumah yang rusak dan masih dipenuhi lumpur.
“Material rumah banyak yang rusak. Kurangnya alat untuk membersihkan rumah, itu semua masih berlumpur,” ujarnya. Wita tak kuasa menahan tangis.
“Kalau bantuan dari pemerintah, mungkin material untuk tempat tinggal ya. Makanan Alhamdulillah sudah cukup. Banyak saudara-saudara kita yang rumahnya habis,” tuturnya haru.
BACA JUGA: Dari Moskow Langsung Tiba di Medan, Prabowo Prioritaskan Percepatan Penanganan Bencana
Wita menambahkan, lumpur tebal masih menutup sebagian besar rumah warga sehingga mereka belum dapat kembali ke hunian masing-masing. Karena itu, dukungan pemerintah untuk memperbaiki akses, menyediakan material bangunan, dan mempercepat pemulihan sangat dibutuhkan.
“Saya berharap kota kami kembali normal, itu saja. Hidup kembali. Anak-anak bisa sekolah, anak-anak kami yang di pesantren bisa kembali ke pesantren,” imbuhnya.
Wita juga menceritakan kondisi memilukan setelah rumahnya hancur tertimpa pohon ketika banjir besar menerjang. Saat ini ia mengaku menumpang di rumah kerabat.
BACA JUGA: Usai Lawatan Kerja ke Pakistan, Prabowo Sambangi Putin di Moskow
Ia menjelaskan bahwa banjir merendam banyak rumah di kawasan perbukitan sehingga warga kesulitan menyelamatkan barang-barang. Selama masa tanggap darurat, akses jalan ke kota pun terputus, sehingga bantuan sulit diakses.
