
BIMATA.ID, TAPANULI– Sederhana dan tanpa pamrih, sosok seorang ibu yang menunjukkan arah penerbangan helikopter TNI AU menuju desa terisolasi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Ia juga tahu di mana tempat pendaratan yang aman di Desa Bonandolok.
Akibat banjir bandang dan longsor, desa itu benar-benar terisolasi karena akses jalan darat tertutup material sehingga tak bisa dilewati. Bantuan pun dikirimkan lewat jalur udara, namun bukan hal mudah untuk menjangkau ke sana.
Adalah Marlina Wiguna Lumban Tobing, seorang ibu Bhayangkari yang rela berjalan kaki dari desanya, menembus hutan menuju Kota Pandan Sibolga untuk mencari pertolongan. Sambil mengusap wajahnya yang sendu, ia duduk di dalam helikopter sebagai penunjuk jalan.
“Kami meneteskan air mata di mana raut wajahnya seakan bercerita tentang kehilangan dan keprihatinan…”
“Tidak banyak kami bercerita di dalam penerbangan bantuan ini bersamanya, hanya tangis tersebut kami rasakan begitu membekas dan mendalam…”
Desa yang terisolasi akhirnya terlihat dari jendela helikopter H-3217, keharuan pun makin terasa saat ribuan warga sudah menanti kedatangan bantuan. Benar saja, penerbangan yang diarahkan Ibu Marlina menemukan tujuannya dan mendarat dengan selamat.
Bantuan diturunkan, warga pun mendekat dan menyambutnya dengan kegembiraan yang dibalut rasa syukur. Ibu Marlina hanya sekejap saja menyapa keluarganya dengan pelukan, lalu kembali terbang untuk melanjutkan tugas kemanusiaan.
BACA JUGA: Prabowo Tegaskan Indonesia Mampu Atasi Musibah di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Salut dan terharu, melihat betapa besarnya perjuangan Ibu Marlina demi keluarga dan warga desanya. Seorang ‘ibu peri’ yang berjasa bagi negeri.




