BIMATA.ID, Kupang- Senyuman gadis kecil berambut ikal itu mengembang seakan menatap masa depan yang terang, kala duduk di bangku sekolah sambil melipat kedua tangannya di atas meja. Namanya Sofia Rorista Angel, siswi Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 19 Efata, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sofia adalah anak petani yang hidup dalam keterbatasan, tinggal di rumah sederhana berdinding kayu dan beratapkan jerami, di Kampung Oeniko, Amabi Oefeto Timur, Kupang. Sehari-hari, ia sering kali menyantap nasi hanya dengan garam dan sesekali saja makan dengan sayur daun singkong.
“Saya baru bisa makan daging ayam kalau ada tetangga buat syukuran,” ucap Sofia, seraya membacakan isi surat yang ditulisnya untuk Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Prabowo Tegas Berantas Judol Hingga Narkoba, Selamatkan Generasi Bangsa dari Bahaya
Di rumah kecil itu, Sofia tidur beralaskan kasur tipis di kamar seadanya tanpa ada penerangan yang semestinya. Namun dengan segala kesusahan mencari nafkah, orang tua Sofia pantang menyerah, tak pernah mengeluh, dan bekerja keras demi sang anak bisa sekolah.
Impian Sofia untuk melanjutkan pendidikan hampir sirna, seakan hanya meilhat kegelapan di depan mata. Bukan tanpa alasan, selama ini ia merasa anak-anak dari Timur Nusantara adalah generasi penerus bangsa yang terpinggirkan, luput dari perhatian petinggi negeri ini.
Namun kini, secercah sinar datang membawa harapan itu kembali, menghidupkan lagi mimpi-mimpi yang sempat tak berani ia miliki. Sofia tak hentinya mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan, diberkati dengan kesempatan bersekolah di Sekolah Rakyat dan mendapat tempat tinggal yang begitu layak.
“Sejak saya tinggal di asrama Sekolah Rakyat, banyak sekali yang berubah. Setiap hari, saya makan nasi hangat dengan lauk telur, ikan, bahkan daging ayam juga. Sekarang, Tuhan berkati saya bisa tidur di kasur empuk, di kamar yang bersih dan nyaman,” tuturnya.
BACA JUGA: Prabowo: Boleh Berbeda dan Bersaing, Tapi Indonesia Harus Tetap Satu Keluarga
Dari lubuk hati terdalam, Sofia mengungkapkan kerinduan pada kedua orang tuanya, “Di Sekolah Rakyat ini, saya bisa sekolah dengan tenang, kadang saya juga rindu dengan Mama dan Papa di rumah, rindu dengan suara dan pelukannya.”
Sofia tak kuasa menahan air mata kala kedua orang tua melepas kepergiannya di halaman rumah, demi menuntut ilmu dan meraih cita-cita. Mereka berpelukan begitu erat dan hangat, seakan harus rela menanggung kerinduan sang anak dari asrama Sekolah Rakyat.
“Saya tahu, ini semua demi masa depan saya. Mama dan Papa juga pasti bangga melihat saya bisa sekolah,” kata Sofia, melanjutkan curahan hatinya.
Raut wajah Sofia kembali ceria kala bersenda gurau dengan teman-temannya di asrama, makan bersama, belajar bersama, hingga berbagi cerita. Dengan penuh harapan, kini mereka bisa sekolah dengan nyaman dan berani untuk mewujudkan impian di masa depan.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Minta Biaya Haji Turun Lagi Tapi Kualitas Pelayanan Ditingkatkan
Sebelum menutup suratnya, tak lupa Sofia menuturkan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang memberinya kesempatan merasakan pendidikan di bangku Sekolah Rakyat. Baginya, Presiden bagaikan orang tua yang menyelamatkannya dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Sofia pun melayangkan janji bila kelak menjadi orang sukses, “Terima kasih, Bapak Presiden, sudah perhatikan kami anak-anak terpinggir dari Timur. Saya tahu, Bapak sibuk urus negara tapi masih sempat urus sekolah kami.”
“Suatu saat nanti kalau saya jadi orang sukses, semua itu karena uluran tangan Bapak beri kesempatan untuk saya bersekolah di Sekolah Rakyat. Doa saya, Bapak, semoga Tuhan selalu jaga Bapak. Dari Kupang Kota Karang, saya kirim peluk hangat untuk Bapak Presiden.”ujarnya.
BACA JUGA: Prabowo Tekankan 3 Tugas Utama Polri: Pemberantasan Narkoba, Penyelundupan, dan Judi Online
Sofia, satu dari 15 ribu anak Indonesia yang sangat bersyukur bisa merasakan pendidikan gratis dengan fasilitas lengkap di Sekolah Rakyat. Semoga sekolah ini bisa dinikmati anak-anak di seluruh penjuru negeri, sehingga tidak ada lagi kemiskinan di bumi Nusantara ini.
