Pemerintah Buka Magang Nasional Batch 2 November, Sediakan 80 Ribu Kuota

Bimata.id, Jakarta – Pemerintah kembali membuka kesempatan magang nasional untuk para lulusan baru perguruan tinggi. Setelah pada gelombang pertama hanya tersedia kuota 20 ribu peserta, kini jumlah tersebut meningkat drastis menjadi 80 ribu untuk batch kedua yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja bagi para fresh graduate. Selain memberi pengalaman langsung di dunia kerja, magang nasional juga diharapkan menjadi jembatan penting antara lulusan perguruan tinggi dengan dunia usaha, industri, maupun instansi pemerintah.

“Selanjutnya pemerintah memberikan program magang lulusan perguruan tinggi, tujuannya agar memberikan pengalaman kerja bagi para lulusan baru, baik di dunia usaha industri, BUMN, termasuk lembaga pemerintah dan Bank Indonesia,” kata Airlangga kepada wartawan di Kantor Pos, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

Airlangga menegaskan, animo peserta pada batch pertama yang baru saja dimulai menunjukkan antusiasme luar biasa. Karena itu, pemerintah memutuskan untuk memperluas kuota secara signifikan.

“Peserta magang gelombang pertama sebanyak 20 ribu orang dan sudah dibuka mulai bekerja 20 Oktober ini, bulan depan akan dibuka kembali dan ditingkatkan menjadi 80 ribu. Batch kedua 80 ribu akan dibuka November,” lanjut Airlangga.

Dengan jumlah yang lebih besar, diharapkan semakin banyak lulusan baru yang memperoleh pengalaman kerja nyata, baik di perusahaan swasta, BUMN, maupun lembaga pemerintah. Program ini sekaligus memberi ruang bagi dunia usaha untuk mendapatkan talenta muda potensial yang siap dilatih sesuai kebutuhan lapangan kerja.

Selain memberikan pengalaman kerja, pemerintah memastikan bahwa peserta magang tetap mendapat hak berupa uang saku yang layak. Nilainya ditetapkan setara dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di wilayah masing-masing.

“Peserta magang dan seluruh peserta magang diberikan uang saku per bulan yang besarannya sama dengan UMP dan di samping itu mendapat iuran jaminan kehilangan kerja dan JKN dan tidak memotong uang saku yang diberikan pemerintah,” ujar Airlangga.

Artinya, selain uang saku bulanan, peserta juga akan terlindungi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan, termasuk Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Skema ini menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan perlindungan dasar bagi para peserta, meskipun berstatus magang.

Besarnya minat para lulusan baru dapat terlihat dari jumlah pendaftar pada batch pertama. Airlangga memaparkan, sebanyak 156 ribu orang telah mengajukan diri untuk mengikuti program ini. Sementara posisi yang tersedia hanya 26.181 lowongan.

“Per hari ini jumlah perusahaan yang mendaftarkan dan menyiapkan posisi kerja ada 1.666 perusahaan, posisi yang ditawarkan adalah 26.181 lowongan dan jumlah pelamarnya adalah 156.159 orang,” jelasnya.

Data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan akan pengalaman kerja dan kesempatan magang sangat besar di kalangan lulusan baru. Dengan jumlah perusahaan yang ikut terlibat lebih dari seribu enam ratus, kesempatan magang ini terbuka luas di berbagai sektor industri, mulai dari perbankan, teknologi, manufaktur, hingga lembaga pemerintah.

Program magang nasional ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek bagi para fresh graduate, tetapi juga dapat menciptakan efek jangka panjang berupa peningkatan kualitas SDM Indonesia. Dengan pengalaman kerja nyata, peserta magang akan lebih siap bersaing di pasar kerja global.

Di sisi lain, perusahaan yang menerima peserta magang juga mendapat keuntungan karena bisa mengenal langsung calon tenaga kerja muda yang berkompetensi, sehingga proses rekrutmen di masa depan dapat lebih efisien.

Langkah memperluas kuota hingga empat kali lipat pada batch kedua November nanti dipandang sebagai sinyal kuat keseriusan pemerintah dalam menjawab tantangan tingginya angka pengangguran terbuka dari kalangan lulusan baru.

Airlangga menegaskan, pemerintah akan terus mengevaluasi program ini agar manfaatnya dapat dirasakan maksimal, baik bagi peserta maupun perusahaan penerima. Dengan sinergi antara dunia pendidikan, dunia usaha, dan pemerintah, diharapkan tercipta ekosistem tenaga kerja yang lebih adaptif, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan era modern.

Exit mobile version