Dosen Universitas Muhammadiyah Bone Gelar Pelatihan Media Manipulatif untuk Guru dan Siswa di Soppeng

Bimata.id, Soppeng — Tim dosen dari Universitas Muhammadiyah (UM) Bone kembali melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kabupaten Soppeng, Senin (20/10/2025). Kegiatan ini mengusung tema “Pelatihan Guru dan Siswa dalam Penggunaan Media Manipulatif untuk Meningkatkan Pembelajaran Geometri” dan mendapat sambutan hangat dari para peserta yang terdiri atas guru SD Negeri 137 Lalebenteng.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam memahami konsep geometri melalui penggunaan media manipulatif yang lebih menarik, interaktif, dan kontekstual. Para guru yang mengikuti pelatihan dibekali keterampilan merancang serta memanfaatkan alat peraga sederhana yang dapat digunakan langsung di kelas. Tujuannya agar siswa tidak hanya memahami geometri secara abstrak, tetapi juga lewat pengalaman belajar yang nyata.

Ketua tim pelaksana, Aspikal, S.Pd., M.Pd., dalam materinya menegaskan pentingnya media manipulatif sebagai strategi pembelajaran. Menurutnya, metode ini terbukti efektif, khususnya di jenjang pendidikan dasar, untuk menumbuhkan pemahaman konseptual sekaligus melibatkan siswa secara aktif.

“Dengan media manipulatif, siswa dapat belajar secara aktif, memanipulasi objek nyata, dan memahami konsep geometri tidak hanya secara abstrak, tetapi juga melalui pengalaman langsung,” ujar dosen matematika ini.

Kegiatan yang berlangsung di SD Negeri 137 Lalebenteng ini juga mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah. Salah seorang guru, Ermalisah, mengaku sangat mengapresiasi langkah UM Bone yang menjadikan sekolah mereka sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian.

“Kami sangat berterima kasih atas ilmu dan pendampingan yang diberikan. Kegiatan seperti ini sangat membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas,” ungkap Ermalisah.

Respon positif tersebut semakin menguatkan semangat tim dosen UM Bone untuk terus mengembangkan kegiatan serupa di berbagai daerah.

Tidak hanya berfokus pada guru, kegiatan PkM ini juga melibatkan siswa secara aktif. Mereka diajak untuk menggunakan berbagai media manipulatif seperti bangun ruang lipat, balok geometri, serta permainan edukatif berbasis konsep geometri. Melalui praktik langsung, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan interaktif.

Keterlibatan siswa dalam kegiatan ini memberi pengalaman baru yang lebih aplikatif. Mereka bisa memahami bentuk-bentuk geometri dengan cara menyusun, membongkar, atau bahkan memainkan alat peraga tersebut. Dengan begitu, konsep yang sebelumnya terasa sulit dipahami, kini bisa lebih mudah dicerna.

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru sekaligus memperkuat pemahaman konseptual siswa. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wujud nyata sinergi antara perguruan tinggi dengan sekolah dalam membangun kualitas pendidikan dasar di daerah.

Lebih jauh, kegiatan PkM ini juga memperkuat hubungan kemitraan antara Universitas Muhammadiyah Bone dengan sekolah-sekolah di Kabupaten Soppeng. Kolaborasi tersebut penting untuk membangun jaringan edukasi yang lebih luas, sekaligus memberikan dampak positif langsung pada masyarakat.

Bagi para guru, keberadaan media manipulatif merupakan solusi praktis dalam menghadapi tantangan pembelajaran matematika yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Dengan kreativitas dan pendampingan dari akademisi, media sederhana pun dapat menjadi alat belajar yang sangat efektif.

Aspikal dan tim berharap kegiatan seperti ini bisa direplikasi di sekolah lain, sehingga semakin banyak guru dan siswa di wilayah pedesaan yang mendapat kesempatan untuk merasakan manfaatnya.

“Melalui pengabdian ini, kami ingin berbagi pengetahuan sekaligus membuka ruang kolaborasi agar kualitas pendidikan, khususnya pembelajaran matematika, dapat terus meningkat,” pungkas Aspikal.

Kegiatan PkM di SD Negeri 137 Lalebenteng menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung kemajuan pendidikan dasar. Dengan pelatihan yang tepat, guru semakin terampil mengajar, siswa lebih mudah memahami konsep, dan sekolah mampu menghadirkan suasana belajar yang lebih inovatif.

Exit mobile version