NasionalBeritaKesehatanPeristiwa

BPOM Temukan 13 Pelanggaran di Dapur MBG, 6.457 Siswa Keracunan

BIMATA.ID, Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap 13 pelanggaran serius pada satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan yang terjadi pada Agustus hingga September 2025.

Temuan tersebut diungkapkan Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI yang membahas kasus-kasus keracunan makanan MBG pada Rabu (01/10/2025).

Mengenai hal tersebut, dapur-dapur MBG yang menjadi objek pemeriksaan merupakan bagian dari laporan KLB yang terjadi selama Agustus hingga September 2025.

Baca juga: Presiden Prabowo Anugerahkan Tanda Kehormatan untuk Prajurit dan Satuan TNI

Berikut 13 temuan yang berhasil diidentifikasi BPOM:

  1. SPPG tidak memiliki standar Badan Gizi Nasional (BGN) dan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).
  2. Pengendalian hama/vektor belum efektif.
  3. Fasilitas pendingin bahan makanan tidak memadai (jumlah, kesesuaian suhu, dan kalibrasi).
  4. Tempat pencucian dan fasilitas pengering ompreng tidak memadai.
  5. Pembersihan peralatan dan tray kurang optimal.
  6. Pembersihan bangunan dan lingkungan kurang optimal.
  7. Pemilihan/penerimaan/penyimpanan bahan baku tidak sesuai standar.
  8. .Suhu dan waktu pemasakan tidak tercapai.
  9. Tidak dilakukan pemantauan tahap kritis, diantaranya suhu lemari pendingin dan suhu internal produk.
  10. Penjamah pangan belum terpapar pengetahuan terkait keamanan pangan.
  11. Praktik baik selama proses pengolahan tidak dilaksanakan/tidak konsisten, misalnya penggunaan masker, sarung tangan, dan hair net (penutup kepala).
  12. Distribusi makanan lebih dari 4 jam setelah proses pemasakan.
  13. Distribusi MBG ke sekolah tidak berdasarkan urutan batch waktu pemasakan/makanan bercampur antar batch.

Menurutnya, sebagian besar dapur MBG yang terlibat dalam kasus keracunan ini tergolong baru dan belum memenuhi standar kelayakan operasional.

“Berdasarkan data kami sebagai pengawas, kejadian terjadinya masalah ratusan kasus dan ribuan anak-anak kita jadi korban karena di SPPG-nya yang menjadi problem. Dan mungkin mayoritas dari mereka belum memiliki sertifikat laik hygiene sanitation,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa total korban keracunan makanan MBG telah mencapai 6.457 orang hingga 30 September 2025.

Lihat juga: Momen Prabowo Berfoto Bersama Tim Paduan Suara Usai Upacara Hari Kesaktian Pancasila

Jumlah tersebut berasal dari tiga wilayah pelaksanaan MBG, yakni:

Wilayah I (Sumatera): 1.307 orang

Wilayah II (Jawa): 4.147 orang

Wilayah III (Indonesia Timur): 1.003 orang

Oleh karena itu, kasus ini terus menjadi perhatian publik, terutama karena menyasar anak-anak sekolah.

Maka dari itu, pemerintah diminta segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, mulai dari proses produksi hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.

Simak juga: Presiden Prabowo Sambut Juara Motogp di Istana, Dorong Sport Tourism dan Regenerasi Pebalap Indonesia

Related Articles

Bimata