BIMATA.ID, Yogyakarta — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Wanita Tani (WANTAN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi memiliki nakhoda baru. Rizki Karolina R bersama jajaran pengurusnya dilantik langsung oleh Ketua Umum Wanita Tani HKTI, Anita Aryani.
Acara pelantikan ini disaksikan oleh Ketua HKTI DIY, Ibu Sulastri Suhardi, Wakil Ketua DPRD Provinsi DIY Budi Waljiman, Ketua HKTI DIY RM Sinarbiat Nujanat, serta tokoh masyarakat dan jajaran pemerintah daerah tingkat provinsi DIY.
Kehadiran para tokoh tersebut memperlihatkan dukungan luas terhadap peran strategis yang diemban oleh organisasi wanita tani di Yogyakarta.
BACA JUGA: Menlu Sugiono : Pencak Silat di AYG Bahrain 2025 Jadi Kado Presiden Prabowo untuk Indonesia
Dalam sambutannya, Anita Aryani menegaskan pentingnya langkah cepat bagi WANTAN DIY dalam membangun struktur organisasi hingga tingkat kabupaten/kota. Menurutnya, pembentukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di seluruh wilayah DIY menjadi agenda prioritas demi mempercepat implementasi berbagai program pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam ASTA CITA pemerintahan nasional.
“DIY harus segera membentuk DPC di seluruh kabupaten/kota. Ini bukan sekadar formalitas organisasi, melainkan upaya nyata untuk mempercepat program ketahanan pangan sebagaimana yang telah digariskan pemerintah,” tegas Anita kepada redaksi astakom.com, 20 Oktober.
Ia menambahkan, keterlibatan wanita tani dalam menjaga ketahanan pangan menjadi faktor kunci. Melalui jaringan organisasi yang kuat, program-program pemerintah bisa lebih mudah diimplementasikan di lapangan, sehingga manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat petani di tingkat akar rumput.
BACA JUGA: Rayakan Hut Prabowo, Kader Gerindra di Gorontalo Sulap Rumah Warga Jadi Layak Huni
Selain mendorong percepatan struktur organisasi, Anita Aryani juga mengingatkan pentingnya peran WANTAN DIY dalam mengkampanyekan pola gizi berimbang di tengah keluarga petani. Menurutnya, kesejahteraan petani tidak hanya diukur dari hasil produksi pertanian, tetapi juga dari kualitas hidup dan kesehatan keluarga mereka.
“WANTAN DIY harus mampu menyuarakan pentingnya pola gizi berimbang kepada seluruh keluarga petani hingga ke tingkat kelurahan. Ketahanan pangan tidak hanya soal ketersediaan bahan pangan, tetapi juga bagaimana masyarakat mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang,” ujarnya.
