BIMATA.ID, Bandung – Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) memberikan klarifikasi terkait viralnya video pengamanan TNI-Polri di dalam kampus pada Jumat malam (30/8). Ia menegaskan bahwa sweeping aparat dilakukan untuk membubarkan massa luar, bukan menyerang mahasiswa.
Menurut keterangan resmi, aksi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Barat berakhir pada pukul 17.00 WIB. Mahasiswa kemudian kembali ke kampus masing-masing. Sejumlah korban aksi sempat mendapat perawatan di posko kesehatan Unisba sejak pukul 17.20 WIB hingga 20.30 WIB. Posko resmi ditutup pada pukul 21.30 WIB.
Baca Juga: Tokoh Lintas Agama Bahas Korupsi hingga UU Perampasan Aset dengan Prabowo
Namun, di waktu bersamaan, massa yang diduga bukan mahasiswa mulai berdatangan dari berbagai titik dan memblokir jalan di Kota Bandung. “Kelompok inilah yang kemudian memicu tindakan aparat keamanan,” jelas pihak Unisba.
Rektor Unisba menegaskan sweeping polisi terjadi karena massa bergerombol di sekitar Jalan Tamansari, dekat kampus. Situasi memanas ketika sebagian massa melarikan diri ke area kampus dengan cara melompati pagar dan membuka paksa gerbang.
Proses penyisiran berlangsung sejak pukul 01.00 hingga 04.00 WIB untuk memastikan tidak ada massa non-civitas akademika yang bersembunyi di dalam Unisba. “Tidak menutup kemungkinan ada mahasiswa Unisba yang ikut bergabung dengan massa tersebut,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, kampus menegaskan akan lebih selektif dalam memberikan akses bantuan. “Ke depan, Unisba akan sangat hati-hati dalam membuka posko kesehatan. Tidak ada tempat untuk pelaku anarkis di Unisba,” tegas Rektor.
Simak juga: Fraksi Gerindra Sampaikan Duka dan Permohonan Maaf, Setujui Penghentian Tunjangan Anggota DPR
