
BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah terus memperkuat ketahanan pangan nasional dengan membangun ekosistem pangan sehat dan berkelanjutan.
Upaya ini dilakukan melalui perbaikan menyeluruh dari hulu hingga hilir, agar pasokan pangan dalam negeri semakin terjamin.
“Kalau masih ada yang perlu disempurnakan? Kita sempurnakan. Khususnya kita ingin ekosistem pangan menjadi sehat,” kata Mentan.
Ia menjelaskan, berbagai aspek produksi telah dibenahi pemerintah.
Mulai dari penyediaan pupuk bersubsidi, benih unggul, alat mesin pertanian, hingga perbaikan jaringan irigasi yang ditargetkan rampung secara bertahap pada tahun depan.
“Kita membangun ekosistem pangan yang sehat. Sekarang, hulu sudah beres pupuknya. Dulu kan ribut tuh seluruh Indonesia soal distribusi pupuk. Kemudian benih, alat mesin pertanian, irigasi. Sementara kita selesaikan bertahap, dan mungkin tahun depan selesai,” ujar Amran.
Selain itu, program cetak sawah baru, peningkatan produksi gabah, serta distribusi hasil panen yang lebih terintegrasi juga menjadi bagian penting dalam memperkuat fondasi ekosistem pangan nasional.
Mentan menegaskan, perbaikan di sektor hulu mulai menunjukkan hasil positif.
Hal ini terlihat dari meningkatnya produksi beras nasional serta terjaganya ketersediaan pasokan untuk kebutuhan masyarakat.
Ia mengungkapkan, stok beras nasional pada September 2025 mencapai sekitar 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya berkisar 1–2 juta ton.
Menurut Amran, capaian tersebut merupakan bukti nyata keberhasilan kebijakan pangan nasional.
Ia menilai masyarakat patut berbangga atas gagasan besar Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga kedaulatan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.
“Yang terpenting, yang menarik adalah, sampai September sekarang tidak ada impor beras. Tahun lalu, impor kita 3–4 juta ton. Itu yang terpenting. Kita harus bangga atas gagasan besar Bapak Presiden Prabowo, itu paling penting,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah optimistis ketahanan pangan Indonesia tidak hanya semakin kuat, tetapi juga mampu menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim, gejolak harga pangan internasional, hingga risiko krisis pangan dunia.




