
BIMATA.ID,Jakarta — Sebuah video salah seorang karyawan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali viral di media sosial. Video yang diunggah oleh Abi Nuraehan melalui akun TikTok pribadinya, @abi.nuraehan, menjadi kisah inspiratif tentang perjuangan melawan keterbatasan dan harapan baru yang lahir dari program prioritas pemerintah.
Sebelumnya, Abi sempat mencuri perhatian publik ketika videonya membuka gaji pertama sebagai karyawan yang mencuci tray makan MBG viral dan menuai dukungan luas dari warganet. Kini, ia menceritakan sisi lain perjuangannya untuk bisa bekerja di dapur MBG, di tengah kondisi kesehatan yang tidak mudah.
“Di balik adanya gaji tersebut ada perjuangan yang memang nggak mudah. Pertama kali ngelamar, awalnya saya ditolak dengan alasan karena saya sedang pengobatan penyakit epilepsi. Tapi dari situ saya berusaha meyakinkan bahwa saya sehat, bahwa saya kuat. Akhirnya saya dipanggil lagi, dan ternyata saya diterima,” ungkap Abi dikutip Senin.
Meski masih harus disiplin mengonsumsi obat dua kali sehari, Abi tetap bekerja dengan penuh syukur. Ia mengaku bahagia bisa mendapatkan penghasilan sendiri, meski kondisinya tidak mudah.
“Di balik kerja tersebut saya tidak lupa juga bahwa saya itu sedang mempunyai penyakit epilepsi, jadi saya harus selalu makan obat sehari dua kali. Makanya saya ngerasa bahagia sekali walaupun dalam keadaan seperti ini, sekarang alhamdulillah saya diberi kesehatan Allah sampai-sampai saya sekarang bisa menghasilkan uang dan mendapatkan rizki untuk kehidupan saya,” lanjutnya.
Video Abi pun mendapatkan respons yang positif dari warganet. Kisah ini juga menjadi simbol nyata bahwa program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi bagi anak-anak Indonesia, tetapi juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, termasuk mereka yang berjuang melawan keterbatasan.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menegaskan, MBG adalah salah satu program strategis nasional yang memberikan dampak luas. Selain meningkatkan prestasi anak-anak di sekolah, MBG juga menciptakan 290.000 lapangan kerja baru dan melibatkan jutaan petani, nelayan, peternak, serta UMKM di seluruh Indonesia.




