Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Jadi Daya Tarik Wisata, Indonesia Lampaui Finlandia

BIMATA.ID, Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi menjadi daya tarik wisata baru yang dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata nasional.
Menurutnya, kesuksesan Indonesia dalam menjalankan program ini telah menarik perhatian dunia, termasuk negara-negara maju.
Dadan mengungkapkan, salah satu negara yang menyoroti keberhasilan Indonesia adalah Finlandia.
Negara tersebut, kata dia, terkesan karena Indonesia mampu menyelenggarakan program MBG dalam waktu singkat dengan jangkauan penerima manfaat yang masif.
“Realisasi program MBG di Indonesia bahkan sudah melampaui Finlandia yang memerlukan waktu lima tahun untuk mempersiapkan program serupa bagi sekitar 5,2 juta penduduk,” ujar Dadan.
Ia menambahkan, capaian Indonesia dalam delapan bulan pelaksanaan program ini telah mengejutkan dunia.
“Apa yang kita lakukan dalam delapan bulan ini sudah melebihi mereka (Finlandia). Membuat mereka kaget dan kelihatannya akan menjadi pusat kunjungan untuk berwisata ke Indonesia,” ucapnya.
Saat ini, program MBG telah memberi makan 15 juta jiwa, jumlah yang setara dengan gabungan penduduk tiga negara di kawasan Skandinavia.
Menurut Dadan, skala ini bahkan bisa disamakan dengan memberi makan seluruh penduduk Singapura beserta wisatawan yang sedang berkunjung.
Dengan besarnya pencapaian tersebut, Dadan optimistis program MBG dapat menjadi salah satu magnet pariwisata.
Wisatawan, kata dia, bisa datang untuk mempelajari langsung sistem distribusi, kualitas makanan, hingga dampak sosial dari program ini.
Ia menegaskan, kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata menjadi langkah strategis untuk mempromosikan keberhasilan Indonesia di kancah internasional.
Promosi ini diharapkan menarik kunjungan wisata edukasi dari negara-negara yang tertarik mengadopsi model serupa.
Pemerintah menargetkan program MBG mampu melayani minimal 20 juta penerima manfaat.
Kelompok yang menjadi sasaran meliputi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, serta siswa dari tingkat pendidikan usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
“Ini bukan hanya program kesehatan dan gizi, tapi juga gerakan nasional yang bisa membuka peluang baru, termasuk di sektor pariwisata,” tutup Dadan.




