NasionalBeritaPeristiwaPolitikUmum

Pertamina Patra Niaga Perluas Pengumpulan Minyak Jelantah untuk SAF

BIMATA.ID, Jakarta – Pertamina Patra Niaga terus mengembangkan ekosistem penyediaan bahan baku Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO), dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Langkah ini diharapkan mampu menghadirkan energi bersih sekaligus membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal.

Melalui program pengumpulan minyak jelantah yang terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina dan fasilitas di titik-titik strategis milik Pertamina, masyarakat didorong untuk menjadi bagian dari rantai pasok SAF. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, mengungkapkan bahwa pihaknya mengumpulkan minyak jelantah dari dua jalur utama: ritel dan kemitraan kolektif atau industri.

“Untuk jalur ritel, minyak jelantah rumah tangga dikumpulkan di 10 titik, seperti SPBU. Ke depan, jumlah ini akan diperluas menjadi 35 titik agar masyarakat lebih mudah menyerahkan minyak jelantahnya,” ujar Mars Ega. “Sementara jalur kemitraan dilakukan dengan asosiasi, yang potensinya dapat berkembang menjadi gerakan nasional dan membuka peluang usaha bagi masyarakat.”

Baca Juga: Misi Kemanusiaan Indonesia untuk Gaza, Perintah Langsung Presiden Prabowo

Sejak diluncurkan pada Desember 2024 hingga Juli 2025, program ini berhasil mengumpulkan lebih dari 86 ribu liter minyak jelantah rumah tangga, melibatkan 2.443 warga di 10 lokasi di Indonesia. Titik pengumpulan saat ini berada di SPBU COCO MT Haryono, SPBU COCO Kalimalang, RS Pelni, RS Pusat Pertamina, Kantor Pertamina Patra Niaga, SPBU COCO BSD City, SPBU COCO Dago Bandung, SPBU COCO Semarang, Pertamina Coop Mart Plaju, dan Sport Centre Plaju.

Ke depan, jaringan pengumpulan akan diperluas melalui lembaga penyalur Pertamina Patra Niaga, unit usaha Pertamina Group seperti IHC dan Patra Jasa, serta program pemberdayaan masyarakat. Langkah ini akan membentuk ekosistem berkelanjutan yang menghubungkan rumah tangga dengan pelaku usaha mikro dan kecil dalam penyediaan bahan baku SAF.

“Pendekatan ini menjadi model nyata ekonomi sirkular di sektor energi. Minyak jelantah yang biasanya terbuang bisa diolah menjadi bahan bakar penerbangan rendah emisi. Siklus ini menguntungkan masyarakat, mengurangi limbah, dan mempercepat transisi energi,” tutup Mars Ega.

Simak Juga: 12 Persen Gaji Karyawan Habis Buat Transport, Gerindra Usul Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi

Related Articles

Bimata