
BIMATA.ID, Jakarta – Pemerintah resmi memulai pelaksanaan program **Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKG Sekolah)** pada Senin, 4 Agustus 2025, sebagai bagian dari upaya percepatan layanan kesehatan preventif bagi generasi muda.
Program ini menargetkan **53,8 juta siswa** dari jenjang sekolah dasar hingga menengah, mencakup SD, SMP, SMA, SMK, madrasah, pesantren, sekolah rakyat, hingga sekolah luar biasa (SLB).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pelaksanaan CKG Sekolah telah lebih dulu dimulai di sekolah rakyat karena sifatnya yang berasrama.
Hingga kini, sudah terdapat **72 sekolah rakyat** yang menjalani pemeriksaan awal.
Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari upaya menyeluruh untuk mendeteksi dini berbagai gangguan kesehatan pada anak usia sekolah.
“Karena sekolah rakyat itu adalah sekolah berasrama jadi kemarin kita mulainya duluan,” kata Menkes Budi, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Ia juga mengungkapkan, pemeriksaan sejauh ini menunjukkan **masalah gigi** sebagai keluhan paling umum, disusul oleh gangguan mata dan anemia.
Menkes juga menyoroti temuan mengejutkan terkait kondisi kesehatan mental siswa.
Menurutnya, banyak anak mengalami **kecemasan akibat penggunaan gawai (gadget)** yang berlebihan.
Oleh karena itu, salah satu fokus utama CKG Sekolah adalah deteksi dini gangguan jiwa seperti kecemasan dan depresi, agar bisa segera ditangani.
“Kita mulai ukur tingkat kecemasan, depresi, agar bisa ditindaklanjuti lebih awal,” tambah Budi.
Pemerintah berharap intervensi sejak dini ini dapat mencegah masalah yang lebih besar di masa depan, khususnya menyangkut kesehatan jiwa anak dan remaja Indonesia.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa program ini menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun.
Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan **jenjang pendidikan siswa** dan **beban penyakit** yang umum dialami kelompok usia tersebut.
Untuk siswa SD, pemeriksaan mencakup status gizi, kesehatan gigi dan mata, tekanan darah, hingga riwayat imunisasi dan kesehatan reproduksi bagi kelas atas.
Sementara siswa SMP akan diperiksa terkait anemia, talasemia, dan riwayat imunisasi HPV bagi siswi kelas 9.
Di jenjang SMA, fokus juga ditujukan pada tes gula darah, hepatitis B dan C, serta kesehatan jiwa.
Program CKG Sekolah menjadi bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan **kualitas generasi muda** melalui pendekatan kesehatan menyeluruh dan inklusif.
Program ini juga mendukung peningkatan angka partisipasi sekolah karena mengurangi potensi gangguan kesehatan sebagai hambatan belajar.
Pemerintah menekankan pentingnya **kolaborasi antara sekolah, puskesmas, dan orang tua** dalam menyukseskan program ini.
Pemeriksaan akan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, memastikan bahwa setiap anak memperoleh akses kesehatan setara dan berkualitas.
Dengan pelaksanaan CKG Sekolah, Indonesia mengambil langkah besar dalam memperkuat sistem deteksi dini masalah kesehatan anak.
Pemerintah berharap program ini mampu mendorong peningkatan produktivitas, prestasi, dan kesejahteraan siswa di seluruh Tanah Air.




