RegionalBeritaKesehatan

Legislator Gerindra H Rokhmat Ardiyan Tinjau Langsung Dampak Bau Bendungan Kuningan, Relokasi Warga Jadi Opsi Terakhir

BIMATA.ID, Kuningan – Viralnya keluhan warga terkait bau menyengat dari Bendungan Kuningan mendorong Anggota Komisi XII DPR RI H. Rokhmat Ardiyan (HR turun langsung ke Dusun II Wana Asih, Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.

Isu ini ramai di media sosial dengan sebutan “Kuningan Bau” dan menyita perhatian publik.

Politisi Partai Gerindra asal Kuningan tersebut disambut hangat oleh ratusan warga terdampak yang telah menderita hampir dua tahun akibat bau busuk dari aliran air bendungan.

Kedatangan HRA ke lokasi tak hanya membawa angin segar, tetapi juga membuka ruang solusi konkret yang dinanti-nantikan warga.

Setibanya di Dusun II Wana Asih, HRA dikawal warga menuju Sungai Cikaro, jalur pembuangan air dari bendungan ke Brebes, Jawa Tengah.

Bau busuk menyengat langsung tercium, sangat mengganggu pernapasan dan aktivitas warga.

“Saya merasakan langsung, jangankan manusia, hewan pun pasti terganggu dengan bau seperti ini,” ujar H. Rokhmat Ardiyan asal Dapil Jabar X.

Dalam dialog bersama warga, Suami Hj Dian Marina Puspita (DMP) menyebut bahwa salah satu dugaan penyebab munculnya bau adalah timbunan pohon dan vegetasi di dalam bendungan yang membusuk akibat peresmian proyek yang tergesa-gesa.

Proses pembusukan tersebut menghasilkan gas metana dan amonia yang mengganggu kesehatan masyarakat.

“Saya akan membawa masalah ini ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian PU, serta meminta BBWS Cisanggarung–Cimanuk segera menguji laboratorium kualitas air dan udara di kawasan ini,” tegasnya.

Sebagai solusi sementara, HRA meminta BBWS segera memasang kanopi tambahan di titik aliran pembuangan bendungan.

Di hadapan warga, ia langsung menelepon Kepala BBWS dan mendapatkan komitmen bahwa pemasangan akan dimulai dalam dua hari.

Penanaman pohon di sepanjang jalur bendungan juga akan dilakukan untuk mengurangi bau secara alami.

“Kalau upaya-upaya ini tidak berhasil dan bau tetap menyengat, maka relokasi 156 KK warga Dusun II Wana Asih menjadi jalan terakhir. Saya minta kepala desa mulai mengkaji opsi tersebut,” tambahnya.

Warga menyambut baik respons cepat HRA.

Teriakan syukur dan ucapan terima kasih menggema dari para ibu-ibu yang hadir dalam forum dialog tersebut.

Kebahagiaan warga makin lengkap ketika HRA membagikan 156 paket sembako kepada seluruh kepala keluarga terdampak.

Tak hanya itu, dalam suasana santai, HRA juga mengadakan kuis berisi pertanyaan seputar Pancasila, Rukun Islam, dan Presiden Indonesia.

Warga yang berhasil menjawab diberi hadiah sebagai bentuk hiburan dan kedekatan dengan konstituennya.

Kunjungan tersebut turut didampingi Ketua Masyarakat Peduli Kuningan (MPK), yang selama ini aktif menyuarakan penderitaan warga.

Mereka menyampaikan bahwa selama hampir dua tahun, tidak ada penanganan serius dari pemerintah maupun BBWS terhadap penderitaan 135 KK dari empat RT di Dusun Wana Asih.

“Sampai hari ini, detik ini, tidak ada penanganan dari pihak manapun. Kami selaku warga meminta untuk direlokasi ke tempat lain,” kata Ciko, salah satu perwakilan warga.

HRA menegaskan bahwa seluruh keluhan sudah didengarnya secara langsung.

“Alhamdulillah, semua keluhan warga sudah disampaikan. Saya akan perjuangkan dan kawal agar menjadi perhatian pemerintah daerah, BBWS, dan kementerian terkait,” pungkasnya.

Related Articles

Bimata