PolitikBeritaPeristiwaRegionalUmum

12 Persen Gaji Karyawan Habis Buat Transport, Gerindra Usul Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi

BIMATA.ID, Jakarta — Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras dari  fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), menilai tingginya biaya transportasi di kota-kota besar disebabkan oleh belum terbangunnya sistem transportasi umum yang terintegrasi dan efisien. Ia menekankan perlunya desain ulang sistem transportasi secara menyeluruh dan berbasis kebutuhan pengguna.

“Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan sektoral. Diperlukan desain ulang sistem integrasi moda transportasi yang sistemik,” kata legislator gerindra itu, Rabu (6/8/2025).

Mengacu pada Survei Biaya Hidup BPS 2018, pengeluaran untuk transportasi umum mencapai 12,46 persen dari total biaya hidup. Padahal, standar Bank Dunia menyebut batas ideal adalah 10 persen dari pendapatan.

BACA JUGA: Presiden Prabowo: Tak Ada Bangsa Merdeka Tanpa Kuasai Pangan Sendiri

Data BPS juga menunjukkan sejumlah kota dengan pengeluaran transportasi bulanan tertinggi, yakni Bekasi (Rp1,9 juta) dan Depok (Rp1,8 juta). Disusul Surabaya (Rp1,6 juta), Jakarta (Rp1,59 juta), serta Bogor (Rp1,2 juta). Kota lain seperti Batam, Makassar, Jayapura, dan Balikpapan juga mencatat beban serupa.

Iwan menyoroti pentingnya pemetaan jalur first mile dan last mile serta integrasi moda pengumpan dan utama agar transportasi lebih ramah pengguna dan terjangkau.

“Yang penting adalah sistem transportasi yang mudah diakses, nyaman, dan terjangkau untuk semua,” ujarnya.

Legislator Gerindra itu juga mendorong penguatan peran pemerintah daerah dalam perencanaan lintas kawasan serta sinergi antar kementerian dan BUMN di sektor transportasi. Menurutnya, subsidi sebaiknya tidak hanya menyasar tarif utama, tetapi juga biaya akses menuju moda.

BACA JUGA: Sidang Kabinet VIII: Prabowo Soroti Gejolak Global dan Tantangan Ekonomi

Lebih lanjut, Iwan memastikan Komisi V DPR RI akan terus mengawal proses perencanaan dan penganggaran pemerintah agar transformasi transportasi tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan layanan.

“Kami ingin reformasi transportasi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” tutupnya.

Related Articles

Bimata