
BIMATA.ID, BANDUNG – Gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Kampung Haji di Arab Saudi mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Hj. Tina Wiryawati, S.H., M.M.
Menurutnya, keberadaan pemukiman khusus bagi jemaah haji Indonesia akan membawa banyak kemudahan dari berbagai sisi, baik logistik maupun emosional.
Presiden Prabowo sebelumnya bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS), di Istana Al-Salam, Jeddah, pada Rabu (2/7/2025).
BACA JUGA: Muzani: Keberhasilan Presiden Prabowo Harus Dilanjutkan Demi Kebaikan dan Kemajuan Indonesia
Dalam pertemuan tersebut, salah satu pokok bahasan yang mengemuka adalah rencana pembangunan Kampung Haji. Wacana tersebut kini tengah memasuki tahap pembicaraan teknis antara kedua negara.
Dari sisi DPRD Jabar, Tina Wiryawati melihat adanya urgensi kuat untuk merealisasikan ide ini.
Anggota dewan dari Fraksi Gerindra ini menggarisbawahi bahwa jumlah jemaah Indonesia yang sangat besar setiap tahunnya kerap memunculkan tantangan tersendiri dalam hal pengelolaan.
“Kalau ada Kampung Haji Indonesia, jamaah Indonesia yang banyak itu akan lebih mudah untuk koordinasinya, tidak mencar-mencar dan kemungkinan akan lebih efisien dalam budget-nya karena tempatnya lebih pasti dan tidak bersaing dalam harga akomodasi,” ujar anggota Komisi 3 DPRD Jabar ini, Jumat (4/7/2025).
BACA JUGA: Jenderal di Tengah Sejarah: Jejak Prabowo dalam Militer Indonesia
Baginya, keberadaan kampung khusus itu juga berpotensi memotong sejumlah biaya yang selama ini membebani jemaah, seperti akomodasi dan logistik yang tidak jarang membuat pengeluaran membengkak karena tidak terpusat.
Tina pun menyoroti pentingnya aspek budaya dan kenyamanan jemaah, termasuk soal makanan. Ia menjelaskan bahwa salah satu kesulitan yang dialami jemaah Indonesia, khususnya yang berasal dari pelosok dan berusia lanjut, adalah soal konsumsi harian.
“Untuk pengelolaannya juga tidak acak-acakan, misalnya dari segi konsumsi, Kampung Haji bisa menyediakan masakan Indonesia sehingga jemaah haji Indonesia tidak usah bawa-bawa kompor atau masak-masak masakan Indonesia. Maklum orang Indonesia kan harus makan makanan Indonesia,” tuturnya.
Masalah makanan ini, katanya, kerap menimbulkan dilema tersendiri, apalagi untuk kelompok rentan seperti lansia.
BACA JUGA: Prabowo dan MBS Sepakat Perkuat Dukungan Kemanusiaan untuk Gaza, Komitmen Jaga Keamanan Global
“Masalah makanan ini kan suka menimbulkan problematika tersendiri, apalagi untuk jemaah-jemaah yang dari daerah-daerah terpencil dan sepuh-sepuh,” tambahnya.
Tak hanya konsumsi, Tina juga menyoroti aspek layanan kesehatan yang menurutnya akan lebih optimal jika terpusat di satu kawasan dan dilayani oleh tenaga medis dari Indonesia.
“Juga dari sisi dokter jaga atau tenaga kesehatan di Kampung Haji dengan dokter-dokter dari Indonesia dengan bahasa Indonesia mungkin lebih mudah koordinasi di lapangannya,” ucapnya.
Ia juga menyinggung persoalan klasik yang terjadi saban musim haji, yakni jemaah yang tersesat karena terpencar lokasi tinggalnya. Menurutnya, keberadaan Kampung Haji akan mampu meminimalkan hal-hal semacam itu.
“Meminimalisir jamaah nyasar juga sepertinya, yang kejadian tiap tahun,” ucapnya lagi.
BACA JUGA: Setyoko Serap Aspirasi Warga Kebayoran Lama: Wujudkan Visi Pro-Rakyat Presiden Prabowo
Dari perspektifnya, membangun kawasan haji khusus akan menjadi langkah strategis dalam mempermudah pengelolaan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan ibadah haji secara menyeluruh.
“Kalau ada Kampung Haji Indonesia, menurut Bunda, dengan jemaah yang sebanyak dari Indonesia setiap tahunnya akan banyak memudahkan dalam pengelolaan maupun efisiensi biaya para jemaah saat ibadah haji. Bunda berharap semoga Kampung Haji dapat terlaksana. Ide yang luar biasa dan harus dilaksanakan kepengurusannya dengan baik, benar, dan profesional,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penyelenggara Haji, Mochamad Irfan Yusuf, menyebut bahwa pemerintah tengah menyiapkan tim untuk mengkaji dan menyusun langkah-langkah strategis terkait rencana besar ini.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, bahkan optimistis proyek ini akan benar-benar terwujud di era kepemimpinan Prabowo.
BACA JUGA: Permintaan Presiden Prabowo Dipenuhi Pangeran MBS, Termasuk Perumahan Jemaah Haji
Sementara Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa berbagai permintaan Indonesia, termasuk soal perumahan jemaah, telah disambut positif oleh Arab Saudi.
Dengan besarnya dana haji yang dikeluarkan Indonesia setiap tahun, yakni sekitar Rp 60 triliun menurut data Kementerian Investasi, kehadiran Kampung Haji juga dipandang sebagai peluang membangun ekosistem ekonomi haji yang bisa menguntungkan dalam negeri.
Kini tinggal menunggu bagaimana proyek monumental ini akan dijalankan secara konkret dan berkelanjutan.




