
BIMATA.ID, JAKARTA — Pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto mengenai kedekatan Partai Gerindra dengan PDI Perjuangan mendapat tanggapan dari Ketua DPP PDI-P sekaligus anggota Komisi II DPR RI, Deddy Sitorus. Ia menilai, ucapan Prabowo menunjukkan bahwa PDI-P menempati posisi yang istimewa di mata Presiden.
“Kita sebenarnya dengan semua partai dekat ya. Tapi, pernyataan Pak Presiden itu kan cuma untuk menunjukkan bahwa memang beliau menempatkan PDI-P pada posisi yang spesial di pikiran beliau,” ujar Deddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (22/7/2025).
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan 80.081 Koperasi Merah Putih, Warga Klaten Sambut Penuh Harapan
Deddy menegaskan bahwa PDI-P memiliki rekam jejak panjang dalam kancah perpolitikan nasional, jauh sebelum Gerindra berdiri sebagai partai baru pada awal reformasi. “Saya kira hal yang wajar karena kan memang PDI-P sejarahnya sudah panjang banget. Dari mulai PNI 1927, lalu fusi partai-partai sampai sekarang,” ucapnya.
Menurutnya, perbedaan usia partai turut memperkuat hubungan emosional antara PDI-P dan Gerindra, terlebih saat keduanya sempat berkoalisi dalam Pemilihan Presiden 2009. Saat itu, Prabowo menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. “Jadi, saya kira itu hanya sinyal-sinyal yang ingin ditujukan Pak Prabowo bahwa PDI-P punya hubungan psikologis juga dengan Gerindra,” tambah Deddy.
Deddy menganggap pernyataan Prabowo sebagai hal normatif yang menggarisbawahi ikatan sejarah dan politik antara dua tokoh sentral, bukan sebagai sinyal koalisi baru. “Karena dulu ketika berdirinya Gerindra, Pak Prabowo menjadi wakilnya Bu Mega tahun 2009, saya kira itu sesuatu yang normatif saja menurut saya,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025), Presiden Prabowo menyebut hubungan antara Gerindra dan PDI-P ibarat kakak dan adik. Namun, ia menegaskan bahwa dalam sistem demokrasi, tidak seharusnya semua kekuatan berada dalam satu barisan pemerintahan.
“Ini sebenarnya PDI-P sama Gerindra ini kakak-adik. Tapi, benar kita ini karena apa ya, demokrasi kita kan diajarkan oleh negara barat, jadi enggak boleh koalisi satu,” ujar Prabowo di hadapan masyarakat.
Presiden menambahkan bahwa dalam demokrasi yang sehat, harus ada kekuatan yang menjadi pengawas. Ia mengisyaratkan pentingnya menjaga keseimbangan agar pemerintah tetap mendapatkan koreksi yang konstruktif dari pihak oposisi. PDI-P sendiri tidak berada dalam kabinet dan lebih banyak menjalankan fungsi legislatif.
Simak Juga: Presiden Prabowo Warning Penggiling Padi Nakal: Saya Sita, Saya Serahkan ke Koperasi!




