NasionalBeritaEdukasiPeristiwaPolitikUmum

Jenderal di Tengah Sejarah: Jejak Prabowo dalam Militer Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta – Prabowo Subianto, sosok militer dan negarawan yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, memiliki rekam jejak panjang di dunia kemiliteran. Karier militernya dimulai dengan penuh dedikasi dan keberanian, dimulai dari pangkat paling rendah hingga menduduki posisi strategis sebagai Pangkostrad, salah satu komando elite TNI AD.

Awal Karier Militer: Letnan Dua dan Operasi Timor Timur

Prabowo lulus dari Akademi Militer (Akmil) Magelang pada tahun 1974. Setelah lulus, ia menyandang pangkat Letnan Dua dan ditugaskan ke Kopassandha, cikal bakal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Salah satu penugasan awalnya adalah keterlibatannya dalam Operasi Seroja, yaitu operasi militer Indonesia di Timor Timur pada akhir tahun 1975.

Dalam operasi itu, Prabowo ikut ambil bagian dalam misi penyusupan dan penyerangan untuk menduduki wilayah strategis. Ia dikenal sebagai perwira muda yang tangguh dan cepat mengambil keputusan di medan tempur. Reputasinya mulai terbentuk sebagai prajurit tempur yang disegani rekan dan atasan.

Baca Juga: Permintaan Presiden Prabowo Dipenuhi Pangeran MBS, Termasuk Perumahan Jemaah Haji

Kiprah di Kopassus dan Intelijen Khusus

Setelah bertahun-tahun mengabdi di Kopassandha yang kemudian menjadi Kopassus, Prabowo terus naik pangkat dan dipercaya dalam berbagai operasi penting. Ia pernah memimpin unit Satuan 81 Penanggulangan Teror, satuan elite Kopassus dalam misi kontra-terorisme.

Selain itu, Prabowo juga dikenal aktif di dunia intelijen militer. Pada akhir 1980-an hingga 1990-an, ia memegang sejumlah jabatan penting dalam bidang operasi rahasia dan intelijen strategis yang menyasar kelompok separatis di dalam dan luar negeri.

Komandan Jenderal Kopassus

Karier militernya mencapai tonggak penting saat Prabowo ditunjuk menjadi Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus) pada tahun 1996. Di bawah kepemimpinannya, Kopassus semakin diperhitungkan sebagai pasukan elit dunia.

Namun, masa jabatan ini juga penuh dinamika. Ia mendapat perhatian luas setelah memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma, Papua, tahun 1996. Operasi itu berhasil membebaskan sebagian besar sandera yang disandera oleh OPM (Organisasi Papua Merdeka), meski juga menuai sorotan internasional karena dugaan pelanggaran HAM.

Puncak Karier Militer: Pangkostrad

Pada tahun 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) jabatan  yang berada satu tingkat di bawah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Kostrad merupakan kekuatan utama TNI AD yang dapat digerakkan cepat untuk menjaga stabilitas nasional.

Namun, masa jabatannya di Kostrad berlangsung singkat karena situasi politik nasional yang memanas. Prabowo menjabat sebagai Pangkostrad pada masa transisi dari Orde Baru ke Reformasi, dan dirinya terlibat dalam dinamika politik dan militer yang terjadi di sekitar kejatuhan Presiden Soeharto.

Setelah reformasi bergulir, Prabowo diberhentikan secara terhormat dari dinas militer. Ia kemudian menapaki jalan sebagai pengusaha, lalu kembali muncul ke publik sebagai tokoh politik.

Dari seorang Letnan Dua yang beraksi di hutan Timor Timur hingga menjadi pemegang komando strategis TNI, perjalanan militer Prabowo Subianto penuh warna dan tantangan. Meski tak lepas dari kontroversi, kiprahnya dalam membentuk kekuatan militer nasional tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang TNI AD.

Kini, sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo membawa pengalaman militer dan pandangan strategisnya ke panggung kepemimpinan nasional, berupaya membangun bangsa dengan visi kemandirian, ketahanan, dan kejayaan Indonesia.

Simak juga: Peduli Kebersihan Lingkungan, Legislator Gerindra Bersama Warga Kuningan Bersih-bersih Saluran Air

Related Articles

Bimata