BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut baik undangan Kerajaan Hasyimiyah Yordania yang mengajak Indonesia berpartisipasi dalam *Jerash Festival for Culture and Arts* tahun 2026.
Festival budaya tahunan berskala internasional itu dinilai sebagai ajang strategis untuk mempererat hubungan antarbangsa melalui diplomasi budaya.
“Kami sangat senang atas inisiatif Duta Besar Sudqi Al Omoush. Ini langkah positif dalam memperluas jejaring budaya Indonesia dengan dunia internasional,” ujar Fadli Zon.
Dubes Sudqi secara langsung menyampaikan undangan tersebut saat melakukan kunjungan kehormatan ke Kementerian Kebudayaan.
Ia menekankan pentingnya kehadiran Indonesia sebagai representasi Asia dalam festival yang selama ini didominasi negara-negara Timur Tengah dan Eropa.
Menbud Fadli menambahkan bahwa Indonesia sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan Yordania, khususnya dalam mengangkat ekspresi budaya tradisional maupun kontemporer.
Ia juga mendorong penyusunan Nota Kesepahaman bidang kebudayaan yang dapat menjadi bagian penting dari kunjungan Raja Yordania Abdullah II ke Indonesia.
“Kami ingin menjadikan hubungan budaya sebagai jembatan persahabatan rakyat kedua negara. Dengan kerja sama konkret, kita bisa saling mengenalkan warisan leluhur yang bernilai tinggi,” tambahnya.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana partisipasi Yordania dalam Chandi Summit 2025 yang akan digelar di Bali, di mana delegasi budaya dari berbagai negara akan berkumpul untuk merumuskan arah kerja sama global dalam pelestarian warisan budaya.
Selain festival dan forum budaya, potensi kolaborasi lainnya turut digali, mulai dari pertukaran artefak museum, penguatan pariwisata budaya, hingga program mobilitas masyarakat untuk mengakses situs bersejarah di kedua negara.
Pemerintah Indonesia dan Yordania juga terbuka terhadap kerja sama produksi budaya lintas negara.
Dalam bidang pendidikan, Dubes Sudqi menyampaikan kebijakan baru pemerintah Yordania yang memperlakukan mahasiswa Indonesia setara dengan warga lokal dalam sistem administrasi dan penerimaan universitas.
“Kami melihat mahasiswa asing sebagai duta budaya sekaligus penyambung nilai-nilai universal,” tuturnya.
Yordania juga menetapkan kebijakan visa inklusif yang memungkinkan wisatawan internasional mengakses situs budaya secara gratis.
Tujuannya adalah memperkenalkan sejarah panjang peradaban Yordania kepada dunia, termasuk kepada masyarakat Indonesia.
Menbud Fadli Zon menutup pertemuan dengan menegaskan bahwa diplomasi budaya akan terus menjadi prioritas kerja sama bilateral Indonesia.
“Kami yakin, kerja sama budaya bukan hanya soal pertukaran seni, tetapi juga memperkuat toleransi, solidaritas, dan pemahaman lintas bangsa,” tegasnya.
