Pendidikan4 Sehat 5 SempurnaBeritaNasional

Cakupan Program Makan Bergizi Gratis Ditarget Capai 20 Juta Penerima pada Agustus 2025

BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, memperkirakan cakupan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan melonjak signifikan dari 5,2 juta menjadi 20 juta penerima manfaat pada Agustus 2025.

Lonjakan ini akan terjadi seiring dengan rampungnya pelatihan petugas serta kesiapan infrastruktur dapur yang menunjang pelaksanaan program.

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Rachmat menyampaikan bahwa peningkatan tersebut dapat dicapai berkat percepatan proses pelatihan serta penyediaan fasilitas yang mendukung.

“Nah, menurut catatan yang saya dapat, bahwa bulan Agustus itu akan bisa melompat sampai 20 juta,” ujarnya.

Saat ini, program MBG masih berada pada tahap awal penyerapan anggaran,dari total alokasi sekitar Rp71 triliun, baru sekitar Rp5 triliun yang telah dibelanjakan. Rachmat menjelaskan bahwa realisasi belanja akan terus meningkat seiring dengan kesiapan sumber daya manusia dan fasilitas dapur yang sudah tersedia.

Ia menambahkan bahwa pelatihan petugas akan selesai menjelang Agustus, sehingga diperkirakan seluruh elemen pelaksana program dapat berjalan optimal.

“Karena dapurnya sudah ada, yang dilatih sekarang baru selesai nanti pada saat menjelang bulan Agustus. Nah, ini antara dapur, belanja, dengan petugas kan harus sejalan,” tuturnya.

Rachmat menyampaikan bahwa per Juli 2025, target awal sebesar 1.994 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) telah tercapai.

Pemerintah menargetkan peningkatan jumlah SPPG hingga 8.000 pada akhir Agustus, yang diyakini dapat melayani hingga 24 juta penerima manfaat.

Proyeksi peningkatan jumlah penerima manfaat juga akan berlanjut pada bulan-bulan berikutnya.

Menurut Rachmat, jumlah SPPG yang aktif akan bertambah menjadi 14.000 pada September dan 21.000 pada Oktober, seiring dengan berjalannya pelatihan intensif bagi petugas.

Dengan target tersebut, pemerintah memperkirakan program MBG akan menjangkau hingga 42 juta penerima manfaat pada akhir Oktober 2025.

Capaian ini disebut sebagai tonggak penting dalam upaya meningkatkan gizi anak-anak Indonesia secara nasional.

Namun demikian, Rachmat mengingatkan adanya tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait dengan rantai pasok logistik.

“Rantai pasok ini bisa terjadi di lingkungan dapur-dapur di mana SPPG sudah ada, penerima manfaat sudah ada. Belum tentu rantai pasoknya ini bisa tercukupi dalam waktu secepat-cepatnya,” katanya.

Ia juga menyoroti persoalan pengadaan alat makan seperti ompreng serta tantangan distribusi di daerah terpencil. Sebagai perbandingan, Rachmat menyebut bahwa Brazil memerlukan waktu 11 tahun untuk mengimplementasikan program serupa hingga menjangkau 20 juta orang.

“Kita menargetkan satu tahun, tapi ada tanda-tanda kita berhasil. Ya mari kita lihat sama-sama,” pungkasnya.

Related Articles

Bimata