Wamendag Tegaskan Komitmen Indonesia Menuju Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan

BIMATA.ID, Jakarta – Di tengah berbagai tantangan global, sehingga Indonesia siap melakukan transformasi energi dan perkuat ekonomi hijau nasional.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan, kesiapan tersebut didukung sumber daya alam (SDA) yang potensial, dan melimpah.

“Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia sadar bahwa tantangan berat saat ini bukan hanya ekonomi, tetapi juga lingkungan yang mengharuskan kita beradaptasi dan berinovasi. Ketidakpastian global ini menuntut negara berkembang, termasuk Indonesia, bertransformasi menjadi ekonomi hijau berbasis energi terbarukan dan sumber daya rendah karbon. Dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia siap untuk melakukan transformasi energi,” terang Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri dalam acara ABB Formula E ‘Engineered to Outrun’ Business Event di Jakarta, pada Jumat (20/06/2025).

Baca juga: Dari Perang ke Damai: Kisah Prabowo dan Eks GAM di Hadapan Putin

Menurutnya, kesiapan tersebut didukung potensi signifikan di bidang tenaga surya, angin,air, dan bioenergi. Potensi ini tidak hanya akan mendukung upaya memitigasi perubahan iklim, tetapi juga memperkuat ekonomi hijau Indonesia. Transformasi ke energi rendah karbon bukan lagi pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Kemudian, bagian komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris, Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi karbon sebesar 31,89 persen pada 2030 dengan potensi meningkat menjadi 43,2 persen dengan dukungan internasional.

Melalui kebijakan seperti sertifikat energi terbarukan Renewable Energy Certificate (REC), dan peluncuran Bursa Karbon Indonesia pada 2023 lalu, pemerintah telah memberikan insentif pasar bagi pelaku industri yang berkomitmen pada energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon.

Lihat juga: Wamenkop: Presiden Prabowo Lanjutkan Warisan Margono Lewat Program Koperasi Merah Putih

Selain itu, Indonesia tengah fokus pada dekarbonisasi sektor transportasi, khususnya dengan menggalakkan mobilitas rendah karbon, seperti kendaraan listrik.

Maka dari itu, hal ini tidak hanya akan mengurangi jejak karbon Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan berkelanjutan global, dan meningkatkan daya saing produk hijau Indonesia di pasar internasional.

“Kami menyadari, untuk mencapai tujuan ini, kolaborasi lintas sektor dan kerja sama internasional sangat penting. Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dengan negara-negara maju dan sektor swasta dalam pengembangan teknologi hijau dan peningkatan kapasitas energi bersih. Kami juga menyederhanakan regulasi terkait infrastruktur hijau dan penggunaan teknologi dalam peningkatan efisiensi transportasi, sekaligus memberikan insentif fiskal untuk mendorong penerapan teknologi bersih di sektor industri dan transportasi,” jelasnya.

Simak juga: Saat Dua Pemimpin Saling Menguatkan: Ucapan Prabowo untuk Jokowi

Exit mobile version